Akademisi Lintas PTN Apresiasi Trilogi Buku Bupati Anas

Selasa, 16 Februari 2021


Banyuwangi - Akademisi lintas Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memberikan apresiasi terhadap tiga buku yang ditulis oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sebagai catatan purna bakti kepemimpinannya. Mulai dari Anti-Mainstrem Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangi” (Gramedia Pustaka Utama, 2019); “Inovasi Banyuwangi: Jalan Terpendek Mencapai Layanan Publik Prima” (Gramedia Pustaka Utama, 2019); dan “Creative Collaboration: 10 Tahun Perjalanan Transformasi Banyuwangi” (Mizan, 2020).

Hal itu saat digelar bedah buku-buku tersebut di Kampus Politeknik Negeri Banyuwangi, pada 15 Februari 2021 lalu.

Apresiasi pertama datang dari Profesor Mohamad Khusaini, PhD dari Universitas Brawijaya, Malang. Ia menilai buku tersebut menjadi penjelasan dari berbagai inovasi selama Bupati Anas memimpin Banyuwangi. Sehingga buku tersebut, tidak hanya menjadi bacaan bagi calon pemimpin, tapi juga bisa menjadi rujukan bagi para peminat ilmu manajemen.

“Saya menulis sejumlah buku manajemen dan budgeting. Tapi, setelah saya membaca buku ini, saya merasa tidak ada apa-apanya buku saya tersebut. Menejemen yang dilakukan oleh Bupati Anas dalam membuat inovasi sungguh luar biasa,” terang anggota eksekutif Badan Supervisi Bank Indonesia itu.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Prof. Dr. Abdul Mongid, Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Menurutnya, buku-buku tersebut menjadi warisan yang luar biasa yang berangkat dari pengalaman yang teruji.

“Dari tiga buku ini, kalau saya ingin mengajarkan ke para mahasiswa, harus diawali dari Creative Collaboration. Baru kemudian Anti Mainstream Marketing dan Inovasi Banyuwangi. Baru nanti, kalau dalam bahasa pesantren, membaca buku syarah (penjelas) yang ditulis oleh Profesor Renald Kasali, Road to Prosperity,” terangnya.

Lebih lanjut, Abdul Mongid melihat buku itu, memang tidak sekadar teori. Namun, memang telah terbukti nyata. Setidaknya dari beberapa kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi. Pertumbuhan  ekonomi yang stabil hingga menurunnya angka kemiskinan.

“Jika melihat data pertumbuhan ekonomi Banyuwangi sebelum Bupati Anas ini fluktuatif. Kadang di atas, tapi juga sering di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kepemimpinan yang auto pilot. Namun, di bawah kepemimpinan Bupati Anas, pertumbuhannya konsisten di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur, bahkan Nasional. Ini artinya, kepemimpinan Pak Anas ini mempengaruhi kuat,” paparnya.

Wakil Dekan Amirullah Setya Hardi, SE, PhD, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, juga menegaskan tentang sejumlah poin yang menarik dari buku tersebut. Di antaranya adalah detail yang disampaikan dalam setiap pengambilan keputusan. Sehingga bisa menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan.

“Jika saya membaca dari perspektif Lokal Ekonomi Development (LED), buku ini menjelaskan secara jelas dan detail. Misalnya, bagaimana pertanian tetap menjadi pilar ekonomi yang terus dikuatkan. Namun, menjadikan pariwisata sebagai ujung tombak bagi sektor ekonomi lainnya. Sehingga menjadi ekonomi di Banyuwangi yang semakin dinamis,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Anas menegaskan, jika buku-buku tersebut tidak sekadar menjadi tonggak dari apa yang dilakukan seorang diri. Tapi, ada kontribusi berbagai pihak. Mulai dari masyarakat Banyuwangi, birokrat, hingga instansi vertikal lainnya. 

“Semoga apa yang telah Banyuwangi raih hari ini, dapat terus terjaga ke depannya. Kolaborasi semua pihak tetap terjaga, kondusifitas juga bisa terus dipertahankan, sehingga pembangunan Banyuwangi juga terus terjaga,” terang Anas. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :