Banyuwangi Peroleh Penghargaan Top 99 Inovasi Layanan Publik

Minggu, 3 April 2016


Banyuwangi - Mendapatkan penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik, Program Pergunakan Jamban Sehat, Rakyat Aman (Pujasera) dipaparkan langsung dalam Simposium Pelayanan Publik  Nasional di Surabaya, (2/3). Program ini dianggap sebagai contoh pelayanan publik yang tumbuh dari kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN RB) menyerahkan dua penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, di Hall Jatim Expo, Surabaya, Rabu (31/3). Selain Pujasera, program lainnya adalah Sirami Gizi, merupakan program perbaikan gizi melalui pemberian makanan tambahan (pmt) bagi balita kurang gizi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan program Pujasera ini menurut pihak Kemenpan merupakan salah satu program inovasi publik yang cukup menarik. Karena pelaksanaan dan keberhasilannya melibatkan banyak pihak, mulai tokoh masyarakat, tokoh agama dan Satgas ODF yang berjumlah 50 orang.

"Kemenpan menilai program ini merupakan program yang langsung menyentuh kesadaran masyarakat untuk mau berubah meningkatkan kualitas kesehatannya. Pemerintah punya target, dan bersama-sama warga tumbuh keinginan untuk mewujudkannya," ujar Anas.

Program Pergunakan Jamban Sehat, Rakyat Aman (Pujasera) merupakan program pemerintah daerah mewujudkan bebas buang air besar (BAB) di sembarang tempat alias Open Defecation Free/ODF. Sedangkan Sirami Gizi merupakan program perbaikan gizi melalui pemberian makanan tambahan (pmt) bagi balita kurang gizi.

Ditambahkan Anas, Pemkab Banyuwangi terus berinovasi untuk memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas kesehatan warga dan menciptakan generasi penerus yang cerdas dan memiliki daya saing. 

"Kami ingin masyarakat Banyuwangi memiliki kualitas kesehatan yang baik," kata Anas. Caranya tidak hanya mengandalkan aparatur pemerintah sebagai motor program namun melibatkan segenap masyarakat untuk memaksimalkan efektifitasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan dr. Wiji Lestariono mengatakan program Pujasera dimulai pada tahun 2014 di salah satu kecamatan Banyuwangi yakni Kecamatan Cluring. Lewat program itu, masyarakat diedukasi untuk tidan buang air besar sembarangan, namun menggunakan jamban.

"Di wilayah ini kepemilikan jamban masih rendah sehingga dilakukan kampanye bebas buang air besar (BAB) di sembarang tempat alias Open Defecation Free/ODF, secara massif. Ini dilakukan menggandeng banyak pihak," kata dr. Rio sapaan akrabnya.

Program ini juga memberikan pinjaman dengan bunga lunak dan bermitra dengan penyedia bahan bangunan. Selain itu, di dusun setempat juga dibentuk "Arisan Jamban" yang diikuti warga kurang mampu.

"Dari arisan ini setiap bulan terbangun rata-rata 288 jamban. Setelah itu, warga dan kader Pujasera bersama-sama membangunkan jamban untuk warga kurang mampu tersebut. Juga ada intervensi pemerintah dalam bentuk bantuan untuk melengkapinya," terang dr.Rio.

Hasilnya, terwujud 2 desa ODF dari empat desa di Kecamatan Cluring. Kepemilikan jamban kini sudah menjadi 5.025 keluarga atau meningkat 386 persen dari sebelumnya yang hanya 1.034 warga.

Sementara itu Program Sirami Gizi merupakan program perbaikan gizi, bagi balita yang kurang Gizi. Pada program ini balita kurang gizi mendapatkan supervisi khusus dari puskesmas setempat dan mendapatkan pemberian makanan tambahan (pmt).

Yang menjadikan program ini unik dan mendapatkan penilaian lebih dari Kemenpan RB, di salah satu puskesmas yakni Puskesmas Singotrunan, Banyuwangi, selain memberikan PMT, pihak puskesmas melombakan balita-balita yang mengikuti program untuk bersaing menjadi balita yang paling sehat.

"Dengan dilombakan maka orang tua menjadi semangat untuk merawat dan memberikan asupan gizi yang baik bagi anak-anaknya. Apalagi pemenang lomba ini juga mendapatkan hadiah yang menarik dari puskesmas," pungkas dr. Rio. (humas)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :