KUNJUNGAN KERJA FKUB PROBOLINGGO DI BANYUWANGI

Minggu, 8 Mei 2011


Banyuwangi-Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Banyuwangi mendapat kunjungan studi banding dari FKUB Probolinggo pada hari Sabtu ( 7/5) bertempat di aula Kementrian Agama ( DEPAG ) Banyuwangi. Sekitar 20 orang pengurus dan anggota FKUB Probolinggo yang tiba di Banyuwangi pukul 11.30 langsung memasuki ruangan dan FKUB Banyuwangi selaku tuan rumah langsung menggelar acara perkenalan, diskusi dan berbagi pengalaman seputar penanganan kerukunan umat beragama. Acara dimoderatori oleh Sekretaris FKUB, Drs. H. Moh. Jali dan prakata pembuka disampaikan oleh Ketua I FKUB Banyuwangi, KH. Hasan Dailami Ahmad. Hadir sebagai perwakilan dari Bakesbang Polinmas, Drs. Abdullah.

Ketua II FKUB Banyuwangi, Drs. Nur Chozin, SH, MH, memaparkan secara langsung kepada Ketua FKUB Probolinggo, H. Paeni Effendy dan segenap tamu mengenai program kerja FKUB Banyuwangi. Menurutnya FKUB yang merupakan perwakilan dari 6 agama ( Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Kong Hu Cu ) bukanlah tempat untuk menampung masalah, tetapi merupakan corong yang bisa menenteramkan umat beragama. Karena itu tiap perwakilan agama diminta untuk menjaga kerukunan di lingkungannya masing-masing. Jika ada masalah, sebaiknya diselesaikan di internalnya dulu. Jika sudah tidak bisa diselesaikan, baru FKUB akan turun tangan.

Selain itu dalam acara yang bertajuk ‘Kunjungan Silaturrohim Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Probolinggo di Banyuwangi’ tersebut disampaikan juga tentang PBM ( Peraturan Bersama Dua Menteri, yaitu Menteri Agama dan Mendagri ) yang selalu disosialisasikan FKUB terhadap masyarakat Banyuwangi, dengan maksud untuk mengungkap keinginan negara kita terhadap kerukunan umat beragama. PBM ini merupakan payung hukum dari FKUB. “FKUB Banyuwangi rutin mengadakan kunjungan ke setiap tempat ibadah dalam rangka mensosialisasikan kerukunan beragama dan mengatasi hal-hal yang memungkinkan terjadinya titik singgung. Contohnya pada tahun 2010 di Kalipuro ada rumah yang dijadikan tempat ibadah,” urai Nur Chozin.

Mengapa FKUB Banyuwangi yang dijadikan tempat studi banding oleh FKUB Probolinggo? Ternyata jawabannya adalah karena Banyuwangi dinilai sangat kondusif dan belum ada gejolak yang menyangkut agama yang terdengar keluar. Padahal umat beragama di Banyuwangi terbilang majemuk. Selain itu kepengurusan FKUB Banyuwangi juga dinilai kompak oleh FKUB Probolinggo.

Organisasi yang kesekretariatannya terletak di Kantor Kementerian Agama ini selanjutnya  mengajak para tamu berkunjung ke daerah Karangrejo. Karangrejo merupakan sample kerukunan antar umat beragama yang ditandai oleh adanya berbagai agama didalamnya. Di daerah tersebut umat Kong Hu Cu dan klentengnya hidup damai berdampingan dengan umat Islam dengan masjidnya, umat kristen katolik dengan gerejanya, dan umat Hindu dengan tempat ngabennya ( pembakaran jenazah).( HUMAS )



Berita Terkait

Bagikan Artikel :