Tertarik Potensi Peternakan, Ditjen Peternakan Kunjungi Banyuwangi

Rabu, 23 Mei 2012


BANYUWANGI –Tertarik pada potensi ternak di Banyuwangi, pada hari Jumat (18/5)  lalu,   Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan, Ir Syukur Purwantoro,Msi melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi. Dengan didampingi Ir Heru Santoso, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi,  Ditjen mengunjungi beberapa lokasi di Banyuwangi, diantaranya meninjau lokasi pengembangan sapi perah di Kecamatan Licin, dan lokasi yang akan dijadikan sebagai Rumah Potong Hewan (RPH) di desa Bengkak,kecamatan Kalipuro.Selain itu Ditjen juga menyempatkan diri untuk bertukar pikiran dengan Himpunan Pengusaha Unggas Lokal Indonesia (HIMPULI) di Kecamatan Sempu.

Ketika melihat kondisi lokasi pengembangan sapi perah milik Syafiudin di Kecamatan Licin, Ditjen menyatakan kekagumannya. Usaha yang baru berkembang dengan baik selama  setahun tersebut telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Termasuk perlakuan terhadap ternak dan penyimpanan susu hasil perahannya. Susu hasil perahan mulai rutin dikirim ke Nestle, produsen produk-produk berbasis susu, sejak setahun yang  lalu. Nestle telah menyatakan bahwa susu Banyuwangi yang selama ini dikirim ke Nestle memiliki kekentalan yang baik. Tentunya itu terkait dengan perlakuan dan pakan yang berkualitas yang diberikan pada sapi. Namun Syafiudin mengakui, setiap masuk bulan Juli – September, ada kesulitan yang dihadapinya.

 Produksi susu di Banyuwangi pada bulan Juli – September biasanya mencapai 8 ton per dua hari sekali.Padahal cooling unit (alat pendingin susu) yang ada hanya memiliki daya tampung 5 ton per dua hari sekali. Perlu diketahui, cooling unit yang ada di Kecamatan Licin juga digunakan untuk menampung susu dari sapi perah asal Purwoharjo untuk selanjutnya dikirim ke Nestle bersama-sama.Untuk mengantisipasi membludaknya susu pada bulan-bulan tersebut, Ditjen menjanjikan untuk memberikan cooling unit tambahan, diluar cooling unit yang telah dimiliki oleh peternak. Cooling unit yang akan diberikan pada tahun 2012 ini  berkapasitas 2500 liter.

Sementara itu, ketika kunjungan beralih ke lokasi yang akan dijadikan RPH di Desa Bengkak Kecamatan Kalipuro, Ditjen meminta agar lahan tersebut benar-benar  dipersiapkan. Lahan bekas tempat karantina hewan ini sudah lama mangkrak. Ditjen seketika langsung menghubungi Badan Karantina Pusat yang berada di bawah Kementerian Pertanian untuk segera menguruskan proses pergantian dari tempat karantina menjadi RPH. “Kami punya mimpi untuk memenuhi kebutuhan daging se-Jawa Bali langsung dalam bentuk daging. Tidak dikirim dalam keadaan hidup, dan baru akan dipotong di kota yang membutuhkan stock daging. Karena itu butuh cost yang sangat mahal,” tuturnya. Ditjen mengatakan pihaknya serius menangani hal ini, dan meminta pada Pemkab Banyuwangi untuk segera menindaklanjutinya.

Di lokasi yang terakhir, yakni di Kecamatan Sempu, tempat dimana Ditjen bersambungrasa dengan HIMPULI, dengan bersemangat Ditjen mengungkapkan keinginannya untuk membantu pengembangan unggas lokal (itik,ayam,Red) di Banyuwangi. Keputusan untuk membantu pengembangan unggas lokal di Banyuwangi ini tercetus pada saat anggota HIMPULI Banyuwangi mengikuti rapat anggota HIMPULI di Kalimantan beberapa saat yang lalu. Terinspirasi oleh pengembangan itik di Kalimantan, Ditjen  meminta agar Balai Pengembangan Itik (BPI) di Kalimantan segera datang ke Banyuwangi untuk berbagi ilmu dan melihat prospek apa saja terkait unggas yang mungkin dikembangkan di Banyuwangi. Hal ini akan segera direalisasikan oleh BPI-Kalimantan, dengan berkunjung ke Banyuwangi pada 28 Mei mendatang.

Ditjen juga menawarkan pada HIMPULI Banyuwangi  untuk membangun Rumah Potong Unggas (RPU). Sehingga daging unggas yang akan dijual nanti layak dan sehat untuk dikonsumsi. Ditjen menjamin,  Pusat akan memfasilitasi langsung pembuatan RPU ini.Pengurus HIMPULI menyambut baik tawaran tersebut dan akan segera menindaklanjutinya dengan langsung mengajukan proposal ke Ditjen Peternakan. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :