Bantu Pemulihan Ekonomi, Anak Muda Kreatif Keliling Desa di Banyuwangi Angkat UMKM

Rabu, 29 September 2021


BANYUWANGI – Anak-anak muda kreatif di Banyuwangi keliling desa-desa di berbagai kecamatan. Puluhan anak muda yang tergabung dalam Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN) itu melakukan branding potensi UMKM di desa tersebut.

BYCN merupakan kumpulan berbagai komunitas yang meliputi 17 sektor, seperti desain produk,  fashion, film/video, fotografi, kerajian, kuliner, sektor musik, sektor aplikasi, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan lainnya. 

Mereka berkumpul mengangkat berbagai potensi desa dengan menggelar pelatihan di berbagai sektor kreatif yang mengacu pada masing-masing potensi desa. Pada gelarannya yang ketiga ini BYCN menggelar pelatihan di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, selama tiga hari pada 27-29 September 2021.

Pelatihan yang melibatkan lebih dari 100 milenial setempat ini mengangkat potensi lokal desa tersebut. Mulai dari pelatihan berbagai olahan ikan, pengelolaan sampah, hingga digital branding produk UMKM setempat.

“Kami memilih desa yang ada di Muncar karena potensinya sangat berlimpah, terutama potensi baharinya. Muncar sendiri dikenal sebagai pelabuhan ikan terbesar di Jawa. Kami tergerak untuk menggali dan mengangkat potensi mereka,” kata Ketua BYCN, Vicky Hendri Prasetyo.

Untuk mengangkat potensi perikanan dan kelautan desa setempat, anak-anak muda ini dilatih membuat berbagai olahan ikan, seperti abon, nugget, kerupuk ikan, sup kerang, dan ikan pari kuah pedas.

“Dengan keterampilan yang mereka dapatkan, kami berharap warga Muncar bisa mendapatkan nilai tambah. Tidak sekedar menjual ikan hasil tangkapannya saja, melainkan juga produk turunannya. Misalnya, mereka bisa membuat sentra kuliner olahan ikan,” kata Vicky.

Masalah pemanfaatan limbah juga menjadi perhatian BYCN. Mereka dilatih bagaimana memanfaatkan bahan bekas menjadi barang yang bernilai ekonomi. Seperti, membuat pakaian dan asesoris dari kain perca.

“Hari ini kami tampilkan peragaan busana hasil kreasi anak-anak Muncar. Mengambil tema sustainable fashion, busana yang ditampilkan hasil dari memanfaatkan kain sisa yang ada di sekitar mereka. Ini bagian dari memicu warga untuk memanfaatkan secara kreatif barang-barang bekas yang ada di sekitar mereka,” kata Vicky.

Untuk mendukung pemasaran produk, BYCN juga memberikan pelatihan digital branding. Mulai pembuatan video, foto, desain produk, hingga marketing online.

“Tujuannya agar para milenial tak hanya mampu membuat produk, namun juga tahu cara memasarkannya. Mereka juga kami dorong agar ikut membantu warga lain di sekitarnya yang masih kesulitan memasarkan jualannya,” ujar Vicky.

Tak hanya itu, sektor seni juga digarap oleh mereka. Untuk melestarikan budaya lokal, BYCN memberikan kesempatan para milenial setempat untuk belajar tari bersama maestro gandrung Banyuwangi, seperti Temuk, Dartik, dan Sunasih. 

"Selain itu, di Muncar kami juga membuka kelas dalang yang diajarkan langsung oleh maestro dalang asli Muncar, Ki Siswoyo," urai Vicky.

Bupati Ipuk Fiestiandani sangat mengapresiasi apa yang dilakukan BYCN. Sebelumnya, BYCN menggarap potensi desa-desa di Kecamatan Wongsorejo dan Desa Macanputih, Kecamatan Kabat.

“Ini keren sekali. Kepedulian mereka harus kita apresiasi, kiprah mereka ini berkontribusi bagi pengembangan ekonomi kreatif daerah. Pariwisata memang harus diimbangi dengan perkembangan ekraf pula. Ini akan menunjang pariwisata kita,” kata Ipuk saat hadir secara virtual pada puncak festival BYCN, Rabu (29/9/2021).

Menurut Ipuk, peningkatan skill bagi anak muda semacam ini sangat diperlukan. Sehingga anak-anak muda bisa menciptakan lapangan kerjanya sendiri.

“Bekal keterampilan itu penting. Apalagi di masa pandemi seperti ini, banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Maka kreativitas dan keterampilan sangat diperlukan agar roda perekonomian terus berputar,” kata Ipuk.

Banyuwangi sendiri, kata Ipuk, terus memfasilitasi berbagai ruang anak-anak muda daerah untuk mengembangkan ekonomi kreatif, dengan pendekatan digitalisasi sehingga pelaku ekonomi kreatif dapat kian mahir teknologi.

”Berbagai pelatihan ekonomi kreatif kami gelar dengan mendatangkan para mentor dan praktisi yang berpengalaman. Kami berikan pendampingan hingga usaha mereka berjalan. Contohnya Jagoan Bisnis dan Jagoan Tani,” kata bupati berusia 47 tahun itu.

Ditambahkan Ipuk, pihaknya akan terus mendukung dan mensinergikan program-program yang dilakukan BYCN dengan program pemkab. 

"Misalnya mereka yang sudah dilatih di BYCN bisa kami fasilitasi peralatannya, bahkan tidak menutup kemungkinan kami hubungkan dengan pihak perbankan," kata Ipuk. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :