Banyuwangi Jadi Nominator Penghargaan Badan Pariwisata PBB

Selasa, 29 Desember 2015



BANYUWANGI – Inovasi pengembangan pariwisata mendapat apreasiasi dari Badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pariwisata (The United Nations World Tourism Organization/UNWTO). Banyuwangi masuk menjadi nominator UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan".  Banyuwangi menjadi nominator bersama Medellin (Kolombia), Kenya, dan Puerto Rico. 

Dengan mengangkat tema besar strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan, Banyuwangi akan diberikan kesempatan memaparkan kebijakannya pada 18 Januari 2016 mendatang dalam event 12th UNWTO Awards Forum di Madrid, Spanyol. 


Ajang yang digelar salah satu organisasi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pariwisata ini digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap berbagai inovasi yang dilakukan di sektor pariwisata dengan melihat efeknya terhadap pemerintahan serta masyarakat. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwsisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan, Banyuwangi masuk dalam kategori inovasi kebijakan publik dan pemerintahan. “Kita diberi kesempatan untuk mempresentasikan bagaimana Banyuwangi mengembangkan konsep pariwisata berkelanjutan. Para pemenang dan runner-up masing-masing kategori akan diumumkan pada 20 Januari mendatang bersamaan dengan pelaksanaan Madrid International Tourism Trade Fair,” ujar Bramuda.

Di Madrid nanti, lanjut Bramuda, akan dipaparkan sejumlah strategi pemkab dan kunci sukses membangun pariwisata. Mulai dari bagaimana daerah mengidentifikasi potensi wisata yang dimilikinya, menjaga kearifan lokalnya, hingga bagaimana seluruh stakeholder bergandengan tangan mengembangkan dan mempromosikan pariwisata Banyuwangi. 

Dalam empat tahun terakhir, sektor pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggeliat. Dengan menawarkan alam dan budaya yang apa adanya, Banyuwangi membidik segmen wisatawan penggemar alam, budaya, dan petualangan. Konsep ekoturisme pun digaungkan.

Ekoturisme adalah konsep wisata yang menyajikan kondisi di suatu daerah secara apa adanya dengan memperhatikan daya dukung dan keberlanjutan lingkungan. Konsep ekoturisme yang diterapkan bersumbu pada dua pijakan, yaitu budaya dan alam. 


Beragam perbaikan dilakukan, mulai dari infrastruktur, destinasi, sarana penunjang seperti perhotelan, hingga kemasan pemasaran. Dengan paduan antara wisata alam, wisata budaya, dan wisata event (event tourism), daerah berjuluk The Sunrise of Java itu berhasil bermetamorfosis dari daerah yang kerap diidentikkan dengan klenik/mistik menjadi destinasi wisata favorit. 
Pariwisata pun terbukti ikut membantu menggerakkan ekonomi warga. Tak heran, pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen dari Rp20,8 juta (2010) menjadi Rp33,6 juta (2014), dan pada 2015 diprediksi bisa menembus Rp 38 juta.

”Di Banyuwangi juga telah digelar kursus bahasa asing gratis berbasis desa yang diikuti lebih dari 2.600 warga pada 2015. Kemampuan bahasa asing itu diharapkan bisa mengikuti laju perkembangan wisata yang semakin kencang,” jelas Bramuda. 

Untuk menyempurnakan potensi alam dan budaya itu, Pemkab Banyuwangi mengemas wisata event (event tourism) bertajuk Banyuwangi Festival. Saban tahun, lebih dari 30 event wisata disajikan, mulai dari selancar, balap sepeda, maraton, batik, kuliner, hingga festival jazz. Tak asal menggelar event, pemerintah daerah setempat melakukan segmentasi dan targeting wisatawan. "Misalnya, festival batik untuk segmen wisatawan perempuan. Lalu ada selancar untuk penggemar olahraga air," papar Bramuda.

Selain Banyuwangi, dalam ajang ini, ada dua wakil Indonesia yang turut menjadi finalis di 2 kategori lain. Garuda Indonesia berhasil mendapatkan nominasi Innovation in Enterprises dengan program Bali Beach Clean Up, dan Yayasan Karang Lestari melalui program Coral Reef Reborn yang akan bertanding dalam katregori Innovation in Non-Governmental Organizations. Nominator lainnya datang dari Brazil, Lithuania, Spanyol, Swiss, Kamboja, Nepal, Afrika Selatan, Kroasia, dan Korea Selatan.

Para finalis ini disaring dari 109 program lainnya yang digagas oleh negara-negara anggota UNWTO. UNWTO saat ini beranggotakan 157 negara, 6 anggota asosiasi, dan 480 anggota afiliasi dari sektor swasta, lembaga pendidikan, otoritas pariwisata. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :