Bupati Anas Apresiasi Pidato Akhir Tahun Rektor Untag Banyuwangi: Selaras dengan Kerja Daerah
Senin, 30 Desember 2019
Banyuwangi - Pidato akhir tahun yang disampaikan oleh Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, Andang Subaharianto, pada Sabtu malam lalu (28/12/2019), mendapat apresiasi dari Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Sebagai sebuah refleksi dari kalangan akademisi, pidato tersebut mewakili pandangan terhadap warga Banyuwangi melihat dan merasakan denyut nadi daerahnya.
"Saya kira, pidato Pak Rektor ini menarik dalam rangka memotret daerah. Pandangannya obyektif sekaligus kritiknya konstruktif," puji Anas.
Sebagai seorang akademisi, imbuh Anas, refleksi Andang Subaharianto berangkat dari cara pandang yang komprehensif. Ia melihat tidak hanya dalam konteks lokal kedaerahan. Namun, memandang jauh dalam kancah global yang lebih luas.
"Tentu saja, pandangan tersebut, berangkat dari pemahaman teoritis yang baik dan basis data yang kuat. Sehingga saran dan kritiknya tidak sembarangan," imbuh Anas.
Kritik yang sembarangan, papar Anas, justru tidak membuat Banyuwangi semakin baik. Kritik yang tak berbasis data hanya akan membuat citra buruk bagi daerah.
"Jika citra daerah buruk, maka tidak akan ada kepercayaan publik, apalagi investasi. Jika dua hal ini terkikis, maka sulit bagi daerah untuk maju. Ujung-ujungnya, rakyat yang akan menjadi korban," tegas Anas.
Dalam pidato akhir tahunnya, Andang menyoroti ekosistem digital yang kini telah merambah dunia. Hampir tiap jengkal belahan dunia, bisa terkoneksi. Dengan demikian, tak ada lagi disparitas daerah dan kota. Semua memiliki akses yang terbuka untuk meningkatkan kapasitas diri.
"Oleh karena itu, Banyuwangi dan Untag Banyuwangi memungkinkan tumbuh sebagai subjek, dan akan berjejaring, akan berkolaborasi dengan subjek-subjek lain di daerah lain, bahkan di negara lain. Ekosistem baru itu sesungguhnya memberi peluang kepada kita untuk tidak sekadar (dalam bahasa media sosial) “followers”, (pengikut), tapi sebagai “trendsetter “ (yang diikuti). Asal berani dan mampu mengambil jalan lain," ungkap Andang.
Selain itu, dalam refleksi akhir tahun yang dirangkai dengan Anugerah Inspiratif 2019 Untag Banyuwangi itu, juga mengapresiasi pembangunan ekonomi berbasis pariwisata di Banyuwangi.
"Menyongsong ekosistem digital itu, saya kira, pilihan Banyuwangi pada bidang pariwisata sangatlah tepat. Potensinya ada dan mendukung, baik nature maupun kultur. Saya bersyukur bisa berada di Banyuwangi, dan ikut menjadi saksi bagaimana Banyuwangi di bawah Bupati Abdullah Azwar Anas memastikan DNA Banyuwangi adalah pariwisata," ujar akademisi yang tercatat juga sebagai dosen di Universitas Negeri Jember itu.
Pada kesempatan yang sama, Andang juga memberikan kritik konstruktif untuk pengembangan Banyuwangi Festival ke depan sebagai lokomotif pariwisata.
"Saya setuju B-Fest sebagai media penting bagi industri wisata Banyuwangi. Dan terbukti B-Fest punya tuah. Namun, saya melihat genderang B-Fest itu masih berpusat di pendopo, yang dimainkan oleh pegawai pemerintah di bawah arahan Pak Anas," ungkap Andang.
"Karena masih berpusat di pendopo, B-Fest rentan terhadap faktor politik. Sementara Pak Anas ada masanya. Tantangan beratnya adalah mengalihkan genderang B-Fest yang berpusat di pendopo menjadi genderang yang ditabuh warga di tengah masyarakat. Dengan kata lain, mentransformasikan B-Fest dari gawe birokrasi menjadi gawe masyarakat. Semoga saja pemerintah Banyuwangi pasca Pak Anas mampu mengerjakannya," imbuhnya.
Selain itu, perlu diketahui, Pemkab Banyuwangi memang memiliki perhatian yang tinggi dalam rangka membuka akses internet sebagai infrastruktur dasar ekosistem digital. Seluruh desa di Banyuwangi, saat ini telah tersaluri kabel fiber optic guna memperlancar akses internet.
Begitu pula dengan rancangan B-Fest pada tahun mendatang. Juga bakal ditingkatkan dengan semakin memperbanyak partisipasi masyarakat. Terutama menggerakkan masyarakat di level pedesaan dengan beragam potensi lokalnya masing-masing. (*)