Bupati Banyuwangi Menjadi Narasumber Pelatihan Kepemimpinan Administrator BPK Se Indonesia Secara Daring

Senin, 3 Agustus 2020


BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjadi narasumber Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) se Indonesia secara online, Senin (3/8/2020).

Sebelumnya Kepala Badan Diklat Pemeriksaan Keuangan Negara (PKN) BPK,  Hery Subowo mengaku terkesan dengan Banyuwangi, begitu pun peserta diklat angkatan I ini, sehingga mereka pun memilih Banyuwangi sebagai lokus.

“Kami tertarik dengan berbagai inovasi yang dibuat Banyuwangi. Rasanya inovasinya tidak pernah berhenti dan menyeluruh di berbagai sektor,” kata Hery.

Hery menyebut, pengalaman adalah guru terbaik. Dan pengalaman yang diperoleh Banyuwangi menjadi pelajaran berharga bagi banyak pihak, khususnya para peserta diklat ini.

“Kami ingin belajar  dari best practice yang dilakukan Banyuwangi. Pengalaman adalah guru terbaik. Boleh jadi substansi perubahan berbeda, tapi semangat perubahannya itu yang ingin kami contoh.Bagaimana cara mengelola perubahan itu yang ingin kita tiru, bagaimana menggalang dukungan, merumuskan dan mengawal agenda perubahan, dan bagaimana eksistensi perubahan itu, “ terang Hery.

Diklat yang dimulai hari ini hingga tanggal 7 Agustus mendatang ini diikuti 28 peserta lewat zoom meeting. Mereka merupakan administrator BPK dari seluruh wilayah di Indonesia. Ke 28 peserta ini dibagi menjadi 5 kelompok. Tiga kelompok yang terdiri atas 17 orang mengambil lokus stula di Banyuwangi, sementara 2 kelompok lainnya yang terdiri atas 11 orang berlokus di Kementerian Keuangan.

Para peserta yang berlokus di Banyuwangi dibagi di tiga tempat, yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Mal Pelayanan Publik (MPP) dan belajar soal smart kampung di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DMPD).  

Sementara itu, Bupati Anas menyambut baik keinginan para peserta diklat untuk belajar. Anas menceritakan bagaimana Banyuwangi berproses membangun berbagai inovasinya. “Kami berpegang pada teori pakar manajemen Peter Drucker, 3 kunci pokok dalam mengelola pemerintahan saat ini, yakni speed, inovasi dan marketing. Inovasi menjadi kunci bagi kami untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing daerah serta kesejahteraan warga,” tutur Anas.

Anas mencontohkan pendirian Mal Pelayanan Publik di Banyuwangi, yang merupakan mal pelayanan publik pertama di Indonesia. Sejak diresmikan pada 6 Oktober 2017, saat ini MPP telah mengakomodir 204 jenis layanan dalam satu atap. Mulai urusan administrasi kependudukan, berbagai jenis izin usaha, BPJS Kesehatan  dan Ketenagakerjaan , PDAM, pelayanan izin kendaraan, hingga pembayaran retribusi daerah.

“Jika kita memiliki ide bagus, harus segera kita realisasikan. Apalagi sesuatu yang berdampak bagus terhadap kelancaran pelayanan publik bagi masyarakat, seperti MPP ini. Semoga dengan studi lapangan di sini, banyak hal positif yang bisa dibawa pulang dan diterapkan di unit kerja masing-masing,”pungkas Anas. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :