Di Forum Internasional Icombest, Bupati Ipuk Sebut Semua Dinas adalah Dinas Pemulihan Ekonomi

Selasa, 12 Oktober 2021


BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memaparkan sejumlah ikhtiar dalam program ”Banyuwangi Rebound” di forum International Conference on Management, Business, and Technology (Icombest), yang digelar secara virtual, Selasa (12/10/2021). ”Banyuwangi Rebound” adalah serangkaian program yang digarap kabupaten tersebut sebagai upaya pemulihan ekonomi.

Dalam forum bertema ”Post Pandemic Economic Recovery: Business, Management, and Technology" yang digeber Universitas Jember itu, Ipuk seforum bersama Direktur Program IMBA/IMFI Universitas Teknologi Nasional Taipei, Taiwan, Shih-Wei Wu; Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia, Prof Ahmad Azin Adnan; Direktur Pascasarjana Universitas Airlangga Prof Badri Munir Sukoco; peneliti Universitas Osaka, Jepang, Prof Dony Dahana Wirawan; serta akademisi berbagai kampus lainnya.

Ipuk memaparkan berbagai upaya yang dilakukan Banyuwangi untuk pemulihan ekonomi, yang terangkum dalam program "Banyuwangi Rebound". "Kami menetapkan sejumlah sektor prioritas yang harus kami lakukan terlebih dahulu," kata Ipuk. 

Meski fokus pemulihan ekonomi, kata dia, penanganan pandemi dari aspek kesehatan tidak dilupakan. Saat ini lebih dari 1,21 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan kepada warga Banyuwangi, di mana untuk dosis 1 telah mencapai 58 persen sasaran. Vaksinasi masif tetap diiringi dengan penguatan tes, trace, dan treatment (3T).

Ipuk membeber kerangka dasar ”Banyuwangi Rebound” dengan menyebut ”semua dinas adalah dinas pemulihan ekonomi”. ”Semua program dan gerak pemerintah diarahkan untuk pemulihan ekonomi, terutama kelompok masyarakat menengah ke bawah,” ujarnya.

Dia lantas membeber sejumlah program, di antaranya ongkos kirim graris ke ke seluruh Indonesia untuk UMKM, pendampigan UMKM untuk go digital hingga sertifikasi, jemput bola membantu UMKM dalam mengurus izin usaha, program bantuan peningkatan kapasitas warung-warung kecil, Hari Belanja ke Pasar dan UMKM setiap bulannya pada tanggal-tanggal tertentu, hingga bantuan kepada ribuan PKL selama masa PPKM.

”Kita juga menjalankan program ”Jagoan Banyuwangi” untuk membuat anak-anak muda tetap giat berwirausaha meskipun di masa pandemi yang sulit,” ujarnya.

Saat ini, pariwisata Banyuwangi sudah mulai dibuka bertahap. ”Kita siapkan program-program untuk menjadikan pariwisata sebagai pengungkit ekonomi, termasuk dengan memadukan bersama sektor pertanian,” jelasnya.

Hal yang sama juga dipaparkan Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Sultan Zainal Abidin, Malaysia, Prof. Dr. Ahmad Azrin Adnan. Dalam paparan "Survival Strategy of Malaysia SME's amids Covid 19: What is Lacking in Attention", Azrin mengatakan, untuk bisa bertahan, pola pemasaran UMKM harus diubah. 

"Kami bikin pelatihan-pelatihan usaha mikro kecil. Memaparkan pemasaran online. Mereka dituntut harus mampu bikin inovasi secara berkala.  Karena itu kami terus dampingi mereka, misalnya bikin landing page, terus mengevalusi produk mereka secara rutin apakah disukai pasar atau tidak, dan lain sebagainya," kata Azrin memaparkan pengalamannya di Malaysia. 

Sementara pembicara lainnya, Shih Wei –Wu dari Universitas Teknologi Nasional Taipei, Taiwan, lebih fokus pada mengoneksikan UMKM dengan investor. "Perlu ada campur tangan kita agar mampu meyakinkan para investor untuk turun tangan membantu UMKM ini bangkit kembali," paparnya. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :