Gubernur Khofifah Hadiri Petik Laut Pancer Banyuwangi

Minggu, 8 September 2019


Banyuwangi  -  Masyarakat pesisir Banyuwangi di Dusun Pancer, Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran menggelar tradisi Petik Laut, Minggu (8/9/2019). Istimewanya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menghadiri tradisi sedekah bumi tersebut.

Tradisi yang rutin digelar tiap tahun ini adalah simbol wujud syukur warga atas rezeki yang berlimpah dan keselamatan. Ribuan warga dan wisatawan nampak memenuhi areal Pantai Pancer,  tempat berlangsungnya ritual.  Mereka antusias menyaksikan prosesi ritual sebelum sesaji dilarung ke laut.

Ritual Petik Laut Pancer  dilakukan dengan melarung sesaji yang berupa perahu kecil berisi berbagai macam hasil bumi.  Perahu kecil tersebut dibawa  ke perahu besar dengan diiringi sholawat oleh Warga.  Puluhan perahu nelayan mengiringi proses pelepasan sesaji tersebut ke tengah laut. 

"Setiap daerah pasti memiliki kekhasan lokalnya masing masing seperti yang ada di Pantai Pancer ini.  Ini adalah bagian budaya masyarakat yang akan selalu ada"  kata Khofifah saat memberikan sambutan.

Pada kesempatan itu Khofifah memuji kerukunan yang terjalin diantara warga desa Pancer. Dimana tokoh agama dan masyarakat turut hadir memeriahkan tradisi yang sudah digelar secara turun temurun ini. 

"Nampak di wilayah Pancer ini kehidupan spiritual dan budaya menjalin harmoni yang baik. Bisa menjadi contoh bagi daerah yang lain," ujar gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

Hal yang sama juga diungkapkan Bupati Anas. Dia sangat mengapresiasi upaya warga yang telah bergotong royong secara mandiri menyiapkan acara Petik Laut.  

"Tradisi Petik Laut Pancer ini merupakan salah satu kearifan budaya lokal yang terus dilestarikan oleh masyarakat. Event ini telah menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan," kata Bupati Anas.  

Ketua Panitia Petik Laut Pancer, Suwandi mengatakan rangkaian petik laut ini telah memasuki tahun ke-43 pelaksanaan. Tradisi ini setiap tahunnya mendapatkan perhatian yang besar dari warga.

"Ritual ini merupakan cara kami dalam mensyukuri rezeki yang telah kami dapatkan sekaligus mohon doa agar diberi keselamatan saat melaut," ungkapnya.

Ritual petik laut ini dimulai sejak satu hari sebelum pelaksanaan. Warga menggelar bersih-bersih pantai yang dolanjutkan dengan doa bersama dengan menggelar istigotsah.

Puncak pelaksanaan adalah dengan melakukan Larung Sesaji yang ditempatkan pada sebuah miniatur perahu yang isinya beraneka hasil bumi warga. Sesaji tersebut lalu ditempatkan di perahu ikan nelayan, lalu bersama-sama dibawa ke tengahan ke untuk dilarung. (*)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :