Masyarakat Songgon Antusias Sambut Pembangunan Jembatan Gantung

Senin, 20 Januari 2014


Hubungkan Dua Desa SONGGON - Masyarakat Kecamatan Songgon antusias menyambut pembangunan jembatan gantung, Senin (20/01), dalam acara karya bakti KODIM 0825. Jembatan gantung yang menghubungkan dua desa, yakni Desa Sumberbulu dan Desa Bayu tersebut merupakan realisasi bantuan langsung  Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono.                    

Ratusan warga terlihat berbondong-bondong memenuhi lokasi peletakan batu pertama jembatan tersebut yang terletak di tepi Kali Badeng. Kali Badeng selama ini dikenal dengan olahraga arus derasnya (arung jeram).        

Secara khusus Komandan Korem 083 Baladhika Jaya,  Kolonel Infanteri Ardiansyah Triono yang didampingi Forum Pimpinan Daerah, Sekkab Slamet Kariyono, tokoh agama dan  tokoh masyarakat mengatakan, pembangunan jembatan ini adalah bentuk kepedulian pemerintah pusat kepada wilayah-wilayah terpencil di seluruh Indonesia, termasuk Banyuwangi. "TNI AD diperintahkan untuk mencari desa-desa yang perlu dibantu. Kerjasama antara TNI, pemkab dan  masyarakat sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan program ini,"katanya.

Ardiansyah berharap dibangunnya jembatan gantung ini akan mampu meningkatkan kerjasama antar desa, memudahkan akses bagi anak-anak sekolah dan para pekerja yang menyeberang, dan ke depan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.    

Salah seorang  warga, Bonadi mengungkapkan, dirinya bersyukur sekali ada pembangunan jembatan ini.  "Biasanya kalau mau menyeberang ke desa sebelah (Desa Bayu), warga disini menggunakan jembatan kayu yang kami bangun sendiri. Tapi kalau banjir datang, seringkali jembatan itu hanyut terbawa air, sehingga kami tidak bisa menyeberang," ujar warga Desa Sumberbulu itu. Setelah debit air menurun, tutur Bonadi, barulah warga membangun jembatan kayu pengganti jembatan lama yang tersapu banjir. Warga kedua desa tersebut yang terbilang sering  menyeberangi Kali Badeng adalah anak-anak sekolah dan warga yang bekerja sebagai buruh tanam di tepian hutan.                                          

Perlu diketahui, jembatan gantung yang menghabiskan anggaran Rp 300 juta itu dibangun di lahan milik Perhutani dan menyeberangi sungai yang berada di wilayah pengawasan Dinas PU Pengairan. Pengerjaan akses penghubung dua desa itu ditargetkan rampung dalam jangka waktu 3 bulan. Nantinya akan dibangun tiang-tiang pancang di kedua sisi jembatan untuk menghubungkan jembatan tersebut. Sedangkan jalan menuju jembatan, secara bertahap juga akan diplengseng agar tidak mudah longsor. (Humas & Protokol)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :