Menteri Pariwisata Luncurkan Banyuwangi Festival 2015

Senin, 2 Maret 2015


JAKARTA - Ajang wisata Banyuwangi Festival 2015 resmi diluncurkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Sabtu (28/2). Peluncuran ajang wisata tahunan yang sudah digelar sejak 2012 itu berlangsung meriah dengan penampilan para penari dan paparan tentang keunggulan wisata Banyuwangi.

"Kita semua berharap Banyuwangi Festival 2015 bisa berjalan lebih sukses dan mampu menjadi pendorong ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Arief mengatakan, kunci untuk meningkatkan kinerja pariwisata setidaknya ada tiga, yaitu atraksi, amenitas (infrastruktur penunjang), dan aksesibilitas. Dia mengapresiasi Banyuwangi yang terus mengembangkan tiga aspek kunci tersebut.

"Atraksi wisata Banyuwangi beragam, dalam satu tahun sudah ada jadwalnya. Calendar event-nya cukup bagus. Amenitasnya terus dikembangkan, banyak hotel baru," ujar Menpar Arief.

Adapun aksesibilitasnya semakin mudah karena keberadaan bandara komersial yang setiap hari sudah diterbangi Garuda Indonesia dan Wings Air. "Saya dilapori Pak Bupati Banyuwangi bahwa landasan pacu bandara di sana akan diperpanjang dari sekarang 1.800 meter menjadi sekitar 2.400 meter, sehingga ke depan bisa didarati pesawat berbadan besar," kata Menpar Arief.

Banyuwangi Festival tahun ini menyuguhkan deretan festival yang mengekplorasi beragam potensi daerah. Mulai kekayaan seni dan budaya, even olahraga dan pariwisata, sampai kearifan lokal semuanya dikemas dalam sebuah festival yang kreatif, unik dan menarik.

Sebanyak 38  event akan dihelat sepanjang tahun 2015 ini. Agenda tahunan seperti International Tour de Banyuwangi Ijen (6-9 Mei), Banyuwangi Batik Festival (10 Oktober), Beach Jazz Festival (12 September), International Surfing Competition (25-27 September), Festival Gandrung Sewu (26 September), dan Banyuwangi Ethno Carnival (20 Oktober) akan disuguhkan dengan lebih semarak.

“Banyuwangi Festival tidak hanya digelar untuk mempromosikan pariwisata, namun juga untuk memaksimalkan potensi daerah dan memberikan semangat ke masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Ajang Banyuwangi Festival 2015 telah dibuka dengan sebuah gerakan sosial, Festival Toilet Bersih pada 30 Januari 2015 lalu, dan berlanjut dengan Festival Bedah Rumah (18 Februari).

Festival Toilet Bersih digelar untuk  meningkatkan kesadaran pengelolaan toilet agar tercapai lingkungan yang sehat dan berkualitas dengan melibatkan pelajar, santri, tokoh agama, wisatawan, hingga pengelola tempat wisata. Sedangkan Festival bedah rumah dihelat dengan memugar ratusan rumah warga miskin dengan dana non APBD.

"Kami ingin mengajak semua elemen untuk bareng-bareng peduli. Ini yang kami maksud sebagai spirit humanisme, semangat kemanusiaan untuk sama-sama terlibat memperbaiki diri," imbuh bupati berusia 41 tahun itu.

Banyuwangi Festival juga memiliki even istimewa yakni tampilnya batik Banyuwangi di Indonesia Fashion Week (IFW) pada 28 Februari.

Selain itu, pada tahun 2015 ini even Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) masuk dalam kalender  wisata nasional dari Kementrian Pariwisata RI. BEC adalah parade kostum dari Tanah Using (suku asli Banyuwangi) yang inspirasi temanya berasal dari budaya lokal Banyuwangi.

Festival tahun ini pun semakin berwarna dengan tambahan sejumlah atraksi wisata anyar. Di antaranya Green and Recycle Fashion Week (14 Maret), Festival Buah Lokal (28 Maret), Festival Kuliner Sego Tempong (28 Maret), Festival Permainan Anak Tradisional (15 Juni), Banyuwangi Kite Festival (15 Agustus), Festival Perkusi dan Lare-lare Orkestra (1 Agustus), dan Kite and Wind Surf Competition (23 Agustus).

Bupati Anas mengatakan, sejumlah event anyar disajikan untuk semakin memperpanjang siklus destinasi (destination life-cycle) yang akan menambah jumlah dan lama kunjungan wisatawan. "Sekaligus untuk mempromosikan destinasi baru, seperti Pulau Tabuhan yang masih sangat alami. Di sana kami gelar Kite and wind surf competition,” ujar Bupati Anas

Nilai edukasi juga dimasukkan, seperti Festival Mainan Anak. Tidak hanya memamerkan keragaman permainan tradisional, anak-anak juga akan diajak bermain aneka permainan yang kini sudah jarang dilakukan, seperti gobak sodor, balap karung, gasing dan congklak. "Saat ini anak-anak lebih banyak bermain gadget. Kami ingin mengembalikan tradisi bermain dengan beragam permainan tradisional," kata Bupati Anas.

Event anyar lain seperti Festival Buah Lokal dan Festival Perkebunan dimaksudkan untuk mengeksplorasi potensi Banyuwangi. Kabupaten di ujung timur Jawa ini memang terkenal sebagai penghasil hortikultura dan komoditas perkebunan pilihan. "Jadi kami bikin event yang bisa semakin menaikkan pamor komoditas buah dan perkebunan. Untuk Festival Perkebunan, misalnya, kami ajak wisatawan melihat proses petik, pengolahan, hingga produk jadi dari komoditas perkebunan," jelas Bupati Anas.

Jadi kami bikin event yang bisa semakin menaikkan pamor komoditas buah dan perkebunan. Untuk Festival Perkebunan, misalnya, kami ajak wisatawan melihat proses petik, pengolahan, hingga produk jadi dari komoditas perkebunan," jelas Bupati Anas. (Humas protokol)
 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :