Muara Sungai Kalilo Bakal Dinormalisasi, Begini Konsepnya
Senin, 16 Desember 2019
BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi akan melakukan normalisasi muara Sungai Kalilo yang berada di kawasan Pantai Marina Boom untuk mengantisipasi banjir. Kegiatan itu dilakukan dengan melakukan penataan kawasan mangrove dan pembuatan alur sungai (normalisasi) di muara pantai karena telah mengalami sedimentasi akut yang menyebabkan aliran sungai terhambat.
Hal tersebut, disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Pemkab Banyuwangi Guntur Priambodo yang juga Plt Kepala Dinas Pengairan Banyuwangi saat meninjau areal muara Sungai Kalilo, Senin (16/12/2019). Normalisasi sendiri bakal dilakukan pada 2020.
“Banyuwangi memiliki siklus banjir 25 tahunan yang debit airnya bisa mencapai 250 meter kubik per detik di Sungai Kalilo. Sedangkan saat ini, akibat sedimentasi, daya tampungnya hanya 50 m3/detik. Ini perlu diantisipasi dengan melakukan normalisasi di muara Sungai Kalilo yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami sedimentasi dan penyempitan,” ungkap Guntur.
Normalisasi bakal dilakukan dengan membuat kembali alur sungai hingga ke bibir pantai. Dewasa ini, kondisi muara tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon Mangrove. Sehingga semakin mempercepat proses sedimentasi dan penyempitan aliran sungai.
“Dalam kajian ilmiah yang kita lakukan, sebenarnya tidak seharusnya mangrove ditanam di muara sungai. Apalagi jenis pantai di Boom ini bukan pantai yang mudah abrasi. Tetapi, pantai yang membawa sedimen, baik dari atas melalui Kalilo, atau dari angin utara Australia yang membawa pasir,” ujar Guntur yang juga doktor teknik lingkungan lulusan ITS Surabaya tersebut.
Meski demikian, Guntur menegaskan, normalisasi dilakukan dengan tidak memotong pohon mangrove yang telah ada. ”Kami akan membuat aliran sungai selebar 15 meter dari plengsengan yang telah ada. Serta melakukan penataan pohon mangrove untuk pembuatan aliran sungai itu. Jadi bukan memotong ribuan mangrove ya, tapi kita buat aliran sungai baru selebar 15 meter ke arah utara,” imbuhnya.
Tumbuhan mangrove yang ada akan ditata sehingga bisa menjadi destinasi wisata. Pemkab Banyuwangi bersama Pelindo Properti Indonesia (PPI) yang selama ini melakukan pengelolaan Pantai Boom akan membuatkan jalur tracking untuk memudahkan penataan aliran sungai yang bakal dibuat.
Sementara itu, menurut Kepala Rukun Warga di Lingkungan Ujung, Kelurahan Kampung Ujung, Dwi Sasongko, daerah muara Sungai Kalilo dulunya adalah tempat yang luas dengan genangan air yang cukup dalam. Lebih-lebih setelah dibangun plengsengan di sampingnya. Hal tersebut, semakin membuat muara Sungai Kalilo tertata.
Namun, pada 2010, terdapat program penanaman mangrove di Pantai Boom yang bantuan bibitnya dari Pemprov Jatim. Penanaman itu kemudian merambat masuk hingga ke muara Sungai Kalilo.
“Kemudian sedimennya menumpuk,” ungkap Sasongko.
Dari beragam keluhan masyarakat tersebut dan kajian ilmiah secara komprehensif, akhirnya Pemkab Banyuwangi akan melakukan normalisasi aliran muara Sungai Kalilo. (*)