Pesan Pemudik di Rumah Isolasi Banyuwangi: Ayo Disiplin Karantina 14 Hari
Rabu, 8 April 2020
Pesan Pemudik di Rumah Isolasi Banyuwangi: Ayo Disiplin Karantina 14 Hari
BANYUWANGI – Sebanyak 262 rumah singgah dengan 622 kamar (sekitar 1.000 bed) untuk isolasi di Banyuwangi mulai ”mengarantina” para pemudik. Warga yang datang dari luar daerah wajib melakukan isolasi di rumah isolasi yang telah disiapkan di berbagai desa atau isolasi mandiri di rumah masing-masing demi memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19).
Di Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring, misalnya, telah ditempati warga yang datang dari luar daerah.
”Saya ke Banyuwangi 30 Maret lalu. Begitu mendarat di Bandara Banyuwangi, saya langsung rumah singgah untuk isolasi. Saya enggak mampir ke rumah biar tidak ada kontak dengan keluarga. Saya menyadari bahwa saya ini termasuk ODR (orang dengan risiko) karena baru pulang dari luar kota,” ujar Gilda, mahasiswi sebuah kampus di Bogor.
ODR sendiri adalah orang dengan riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit Covid-19 tetapi tidak merasakan gejala klinis apapun.
Bahkan, Gilda pun tak mau dijemput keluarga. Dari Bandara Banyuwangi, dia naik taksi.
”Ini bukan soal merasa sakit atau tidak sakit, tapi kedisplinan dan kesadaran diri. Kita harus ambil tanggung jawab mencegah Covid-19. Tanggung jawab orang yang baru datang dari luar daerah salah satunya melakukan isolasi 14 hari. Bisa isolasi di rumah singgah atau di rumah masing-masing, yang penting disiplin. Ini kita lakukan untuk diri sendiri dan keluarga tercinta,” imbuh Gilda.
Sebelum pulang, Gilda mencari informasi tentang rumah isolasi di desa. Dia juga membaca informasi di media sosial Pemkab Banyuwangi. “Alhamdulillah, ternyata di Banyuwangi setiap desa punya rumah isolasi. Jadi saya pulang dan langsung isolasi,” kata dia.
Di rumah isolasi itu, ada warga lain yang juga baru pulang dari luar daerah. ”Saya mengisi waktu dengan membaca buku, review tugas-tugas kuliah. Di sini nyaman,” ujarnya.
Kepala Desa Kaliploso, Rudi Hartono, mengatakan, selama berada di rumah isolasi, kebutuhan pokok warga ditanggung pemerintah desa. Mereka diperiksa rutin oleh tim Puskesmas.
“Alhamdulillah, hingga hari ke-9 isolasi, tidak ada yang menunjukkan gejala sakit. Semoga terus seperti ini,” kata Rudi.
Rudi menambahkan, pihaknya juga menyulap ruangan kantor desa untuk rumah isolasi. Total ada delapan kamar disiapkan.
Sementara itu, sejumlah warga juga menempati rumah isolasi di Dusun Parastembok, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu. ”Di antaranya ada yang baru pulang dari Malang dan Sidoarjo. Warga telah diperiksa Puskesmas. Kebutuhan dasarnya juga ditanggung,” ujar Kades Jambewangi Ali Masykur.
Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi menambahkan, pihaknya berkoordinasi intens dengan tim di rumah singgah. Dokter, perawat, bidan, dan tim surveilans rutin memeriksa kondisi kesehatan warga di rumah isolasi.
“Ada yang mengalami gejala ringan. Kami masukkan kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP). Kita beri obat dan vitamin, kita instruksikan berolahraga, menjaga jarak, berjemur,” kata Hadi. (")