Pesona Festival Kuwung yang Hadirkan Gemilangnya Ragam Seni Budaya Banyuwangi
Sabtu, 7 Desember 2019
Banyuwangi – Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar Festival Kuwung, Sabtu malam (7/12/2019). Event yang menyuguhkan kekayaan seni budaya daerah dalam kemasan sebuah pertunjukan megah ini berlangsung dengan begitu meriah. Ribuan masyarakat pun antusias menyaksikan acara di sepanjang rute yang dilalui.
Festival Kuwung menjadi pesta budaya rakyat Banyuwangi. Berbagai seni daerah tampil dengan sangat menarik dan menghibur. Hingga mengundang decak kagum.
Tidak hanya para penari dan aksi teatrikal yang ditampilkan dengan memikat, pawai mobil dengan aneka lampu yang menampilkan miniatur budaya daerah juga mampu mencuri perhatian.
Ribuan pendukung acara pun tampil dalam balutan kostum yang atraktif. Ditambah iringan musik tradisional live sepanjang acara membuat suasana malam di Banyuwangi begitu meriah.
“Festival Kuwung adalah festival tertua yang ada di daerah. Kini dikemas dengan lebih istimewa menjadi atraksi wisata menarik bersama puluhan event Banyuwangi sepanjang tahun,” kata Bupati Anas saat membuka acara.
TIdak hanya menjadi sebuah aktifitas wisata, kata Bupati Anas, Festival Kuwung telah menjadi pesta seni budaya rakyat dimana budayawan berkolaborasi dengan anak-anak muda daerah pecinta seni terlibat dan berkolaborasi tampil sekaligus menguri-uri seni budaya lokal agar terus hidup dan berkembang.
“Festival ini adalah cara kolektif untuk menggerakkan gotong royong rakyat dan menumbuhkan kebersamaan khususnya anak-anak muda. Mereka terlibat dan saling peduli untuk melestarikanlah seni budaya daerah,” ujar Bupati Anas.
Kekompakan anak-anak muda itu salah satunya terlihat pada pertunjukkan pembuka Festival Kuwung. Para pemuda yang tergabung dalam Jaringan Remaja Banyuwangi (Jemari) menampilkan pertunjukkan tari yang begitu memikat.
Aneka kesenian lokal seperti tari Gandrung, Kuntulan, Jaranan Buto, Jakripah, Barong hingga Tari Bali disajikan secara apik dan mengundang applause penonton.
“Banyuwangi tidak akan khawatir dengan kelestarian seni budaya daerahnya karena para generasi mudanya memiliki kepedulian tinggi untuk melestarikannya,” cetus Anas.
Festival Kuwung tahun ini mengangkat tema Gemelare Bumi Blambangan, yang artinya Gemilangnya Bumi Blambangan. Tema ini diaktualisasikan dengan pertunjukkan seni tradisi dari seluruh wilayah Banyuwangi.
Salah satunya menampilkan legenda Gontang Gelintang, yakni tentang asal-usul Desa Gintangan. Selain menampilkan fragmen tari tentang asal usul desa, juga ditampilkan potensi Desa Gintangan sebagai sentra kerajinan bambu. Aneka kerajinan bambu ditampilkan dalam parade mobil yang unik.
Juga ada pertunjukkan menarik menampilkan agrowisata "Semriwing Kembang Kopi" yang diinspirasi dengan melimpahnya kekayaan kopi Banyuwangi. Banyuwangi sendiri merupakan salah satu penghasil kopi di Jawa Timur . Selain itu rintisan usaha kopi juga berkembang pesat hingga 100 UMKM pada 2018.
Festival ini juga menghadirkan kesenian dari daerah lain. Antara lain Kabupaten Kediri, Kota Probolinggo, Kabupaten Jembrana, hingga penampilan hudoq dari Kalimantan Timur.
Festival Kuwung ini turut dihadiri Sekretaris Utama LAN Reni Suzana, Kepala Bakorwil V Jember Tjahjo Widodo, dan Bupati Kediri Haryanti Sutrisno. (*)