Susun Rencana Pariwisata Nasional, Bappenas Libatkan Banyuwangi

Senin, 5 November 2018


BANYUWANGI – Perkembangan pariwisata Banyuwangi dalam tujuh tahun terakhir mendapatkan perhatian khusus dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas. Kementerian PPN/Bappenas memilih Banyuwangi sebagai tempat pendalaman dengan diskusi terfokus terkait Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Pariwisata 2020-2024. Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Leonardo AA Teguh Sambodo mengatakan, perkembangan pariwisata Banyuwangi sangat menarik. Dalam waktu singkat, Banyuwangi dapat memposisikan diri sebagai salah satu destinasi pariwisata utama di Indonesia. Tidak hanya mampu menarik wisatawan, namun juga berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Ini alasan kami menggelar pendalaman di Banyuwangi untuk menyerap best practise pengembangan pariwisata, yang patut dijadikan masukan rencana pariwisata nasional lima tahun ke depan,” kata Leonardo. Leonardo mengatakan, ada dua hal penting yang dicermati dari Banyuwangi. Pertama, customer service dalam menyambut wisatawan. “Ini adalah keunggulan Banyuwangi. Selain ramah terhadap tamu, masyarakat juga cerdas menangkap peluang ekonomi yang muncul dari kegiatan pariwisata,” ujarnya. Kedua, leadership dan komitmen birokrasi yang kuat. Dia menilai, kepemimpinan di Banyuwangi berhasil menggerakkan birokratnya untuk mengembangkan seluruh potensi ekonomi, termasuk pariwisata. “Di sini sistemnya sudah terbangun. Tidak hanya leader-nya yang berperan, para birokrat juga memiliki fanatisme dan semangat yang sama untuk mencapai satu tujuan. “Untuk mendorong kemajuan pariwisata di daerah, pusat harus mendorong ekosistem birokrasi di daerah-daerah seperti yang dilakukan Banyuwangi,” cetus Leonardo. Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan, pengembangan pariwisata di Banyuwangi melibatkan aktif masyarakat agar lebih berkelanjutan. Berbagai atraksi wisata di Banyuwangi juga banyak diambil dari akar budaya Banyuwangi. "Warga sudah merasakan dampak pariwisata. Secara ekonomi ada peningkatan cukup signifikan. Kini mereka berlomba-lomba memanfaatkan booming wisata ini dengan banyak mengambil peluang ekonomi dengan membuka berbagai usaha," kata Anas. Berdasarkan data BPS, pengembangan ekonomi Banyuwangi dengan pengungkit dari pariwisata berhasil menekan drastis angka kemiskinan menjadi 8,6 persen dari sebelumnya selalu di atas dua digit serta mengerek pendapatan per kapita warganya menjadi Rp45 juta per orang per tahun pada 2017.



Berita Terkait

Bagikan Artikel :