TNMB, BANYUWANGI : TAMAN NASIONAL PENUH PESONA
Jumat, 5 Maret 2010
Secara umum Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) terletak di pantai selatan Jawa Timur. Masuk dalam dua kabupaten yakni Jember dan ujung timurnya di Banyuwangi. Luasnya mencapai 50.000 hektare. Namanya diambil dari gunung tertinggi yang terdapat di dalamnya Gunung (meru) Betiri (1.223 m).
Taman ini mengandung sisa hutan daerah dataran Jawa yang cukup luas. Juga terdapat mangrove, hutan rawa dataran rendah dan bentangan pantai. Cukup indah untuk dinikmati bersama keluarga dan mungkin rekan-rekan kerja anda
Kabar burung mengatakan selain lima jenis penyu yang kerap menyambangi pantainya di sana masih ada harimau Jawa. Selain itu juga bisa disaksikan banteng, macan tutul, kijang, dan berbagai jenis monyet. Dari jenis burung terdapat burung merak, berbagai elang dan rangkong. Selain fauna, flora di sini mencakup Rafflesia zollingeriona dan Balanphora fungosa.
Akses menuju ke sana dapat melalui kota Banyuwangi. Jarak antara Banyuwangi ke Sukamade sekitar 98 kilometer. Gunakan bus ke Pesanggaran dan dari sana lanjutkan dengan bus kecil ke Sarongan atau dengan truk ke Sukamade dan bisa terus ke Rajagwesi. Izin memasuki kawasan TNMB bisa didapat di kantor PHPA di Sarongan.
Akomodasi bisa menggunakan pondokan milik PHPA di Sukamade. Atau bisa berkemah di dalam kawasan dengan bantuan pemanduan dari petugas PHPA. Para penjaga TNMB menyelenggarakan berbagai ekspedisi ke dalam taman.
Di antaranya Sarongan ke Bandealit selama tiga hari. Atau sekedar jalan-jalan ringan Sukamade ke teluk tempat penyu bertelur yang hanya sekitar satu jam. Rekreasi pemandangan indah dengan pantai menawan bisa dilakukan di Teluk Hijau.
Bagi yang tidak puas dengan petualangan menyaksikan penyu bertelur dapat melakukan berbagai kegiatan lain. Di antaranya menjelajah hutan di seputar Bandealit dan Gunung Gendong.
Juga bisa panjat tebing dan meniti tali turun tebing di tebing pantai Bandealit. Di Bandealit bisa menyelusuri gua peninggalan balatentara Jepang. Bisa pula memancing dan olahraga bahari seperti berlayar dan memancing di sana.
Kawasan ini dilestarikan dalam bentuk kawasan lindung sejak 1972. Hingga tahun 1979 telur penyu di Sukamade masih diburu oleh para pengumpulnya. Namun setelahnya pengumpulan, pemindahan anakan, dan penangkapan penyu dilarang keras.
Penyu hijau yang paling umum bersarang di Sukamade, demikian laporan penelitian WWF (World Wide Fund for Nature). Dan dari data kadang ada ada beberapa jenis yang absen bertelur selama beberapa tahun, namun kemudian kembali lagi.
Jumlah wisatawan sejak awal 80an terus meningkat ke Sukamade. Upaya untuk mempertahankan kelestarian tempat bertelur penyu dilakukan dengan menghambat penghalang terbesar, yakni sorotan lampu.
Penyu akan menghindar pantai jika saat ia hendak mendarat untuk bertelur terdapat sorotan lampu. Ini sebabnya mengapa ditetapkan jarak yang jauh untuk mendekati pantai Sukamade dengan berjalan kaki.
Bagi pemilik mobil sedan, sebaiknya mengurungkan niatnya menjelajah rimba Meru Betiri hingga Pantai Sukamade. Sebab, setelah masuk pintu pos Meru Betiri, jalan tak lagi beraspal. Bukan lagi jalan makadam, tapi jalan penuh bebatuan runcing.
Bahkan, untuk sampai ke Pantai Sukamade, mobil wisatawan akan melewati lima anak sungai yang airnya setinggi lutut orang dewasa. Sebaliknya, medan berat itu, tentu saja jadi biasa bagi roda jeep.
Karena penuh petualangan, pemilik jeep sewaan membuka seluruh kap, dan menggantinya dengan atap terpal. Jadilah, wisata ke Teluk Hijau dan Pantai Sukamade sebagai wisata penuh tantangan.