Usai Ajang IMF-WB, Banyuwangi Dapat Hibah Alat TI Rp1,7 M untuk Sekolah Perdesaan

Kamis, 25 Oktober 2018


BANYUWANGI - Kabupaten Banyuwangi menerima hibah peralatan teknologi informasi (TI) dari Kementerian Keuangan. Peralatan tersebut sebelumnya digunakan dalam pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB) yang berlangsung 8-14 Oktober lalu di Bali. Dalam pertemuan itu, Banyuwangi menjadi daerah penyangga Bali.

Hibah tersebut diserahkan Sekretaris Jenderal Kemenkeu, Hadiyanto, kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, yang disaksikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) di Aula Gedung Keuangan Negara, Denpasar, Bali Kamis (25/10).

Sri Mulyani berharap peralatan TI tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat Banyuwangi, terutama untuk menunjang pelaksanaan pelayanan publik dan pendidikan.

"Ini salah satu bentuk terima kasih pemerintah pusat atas dukungan Banyuwangi," kata Sri Mulyani.

Peralatan teknologi berupa laptop dan printer tersebut merupakan hasil pengadaan pemerintah pusat pada Agustus 2018 lalu untuk keperluan pertemuan tahunan internasional yang diikut lebih dari 17.000 delegasi seluruh dunia itu.

“Ini hanya digunakan selama satu minggu saja selama pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018. Jadi masih terhitung baru," kata SMI. 

Semua perangkat yang diserahkan ke Banyuwangi memiliki spesifikasi tinggi. Laptop yang dihibahkan memiliki spesifikasi 17 RAM 8GB, ROM 1 TB, Windows 10 Pro, Microsoft Office, screen 15.6 inch, include antivirus Kaspersky and mouse Logitech) dan printer HP Laserjet M102A. Total ada 100 laptop dan 50 printer yang dihibahkan senilai Rp1,7 miliar.

“Harapan kami akan digunakan oleh tangan-tangan kreatif sehingga memunculkan kreator-kreator yang hebat dari alat ini," kata Sri Mulyani.

Sementara itu, Bupati Anas menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang terus mendukung Banyuwangi. "Setelah infrastruktur pariwisata kami dibenahi, kini pusat memberi kami bantuan peranti teknologi yang sangat berkualitas," kata Anas.  

Anas mengatakan, pihaknya akan menempatkan perangkat tersebut ke sekolah-sekolah di perdesaan, terutama yang secara georafis terletak jauh dari pusat kota. Selain itu, juga ke pesantren dan rumah kreatif untuk membantu pemasaran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Sehingga bisa memberi dampak nyata bagi masyarakat, terutama untuk meningkatkan daya saing pelajar di tingkat desa, para santri, serta UMKM,” pungkas Anas. (*)

 

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :