3 PKL Terima Penghargaan Pemkab
Minggu, 28 April 2013
BANYUWANGI – Hardi (penjual nasi goreng), Yuli (penjual lodeh asam pedas) dan Suyono (penjual es degan) adalah tiga sosok Pedagang Kaki Lima (PKL) Banyuwangi yang patut dicontoh. Pasalnya, sebagai PKL mereka benar-benar menerapkan kebersihan pada makanan atau minuman yang mereka jual. Mereka juga tetap mampu menjaga kebersihan sekitar lapaknya dengan membuang sampah yang dihasilkan pada tempat sampah yang ada. Berbekal semangat memotivasi PKL yang lain agar berbuat hal yang sama, Pemkab Banyuwangi memberikan penghargaan kepada 3 pedagang yang biasa mangkal di Taman Blambangan tersebut, Sabtu (27/4).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memberikan langsung hadiah tersebut di Taman Blambangan. Saat itu, 22 PKL yang biasa berjualan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) kebanggaan Banyuwangi itu kompak datang bersama-sama dengan mengenakan baju batik yang seragam. “Penghargaan ini kami berikan supaya para PKL termotivasi untuk menjaga kualitas masakan, cita rasa dan kebersihan makanannya. Pertahankan terus prestasi ini,” ujar Bupati Anas. Dalam kesempatan itu, Bupati juga minta agar para pedagang mampu menunjukkan bahwa warung – warung di pinggir jalan tidak boleh kalah dengan restoran ber-AC yang menjual makanan mahal.
Penilaian PKL ini dilakukan oleh tim juri yang terdiri dari Camat Kota Banyuwangi; Dinas Kesehatan (Dinkes); Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam); Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Mereka melakukan penilaian selama 10 hari (20 – 30 Maret lalu) terhadap PKL ini, dengan dua metode, yakni metode tertutup dan terbuka. Koordinator tim juri, Camat Banyuwangi Abdul Azis Hamidi mengatakan, metode tertutup yang dimaksud adalah para juri datang ke warung tersebut dan menyaru sebagai pembeli biasa. Sedangkan metode terbuka, para juri menyengaja untuk datang dan melakukan penilaian, baik dengan mencicipi masakan, melihat kebersihan lingkungan di warung tersebut dan sekitarnya, serta berdialog dengan penjual seputar bahan baku yang digunakan pada makanan yang mereka jual.
Menurut Azis, panggilan akrab Camat Banyuwangi, pihaknya akan rutin melakukan penilaian terhadap PKL. “Nantinya tiap tri wulan akan selalu ada penghargaan bagi para PKL terbaik. Supaya para PKL termotivasi dan sadar akan budaya hidup bersih dan sehat, terutama kebersihan makanan yang mereka jual, kami akan melakukan sosialisasi tentang kaidah – kaidah hygiene dan sanitasi pada mereka,”tandas Azis. Bahkan Azis mengaku, pihaknya akan mengaktifkan forum pertemuan secara berkala antara petugas kesehatan dengan PKL, agar bila ditemukan permasalahan segera bisa dicarikan solusinya.
Para jawara, mendapatkan hadiah berupa bingkisan (kompor gas double, kompor gas single dan dispenser), piala, serta piagam.Khusus untuk juara I ditambah penyerahan bendera putih yang nantinya akan dipasang di warungnya sebagai contoh bagi warung – warung lainnya. Bendera putih itu nantinya bisa berpindah tangan ke warung lainnya apabila warung yang menjadi peringkat pertama tidak mampu mempertahankan prestasinya. Ditanya perasaannya, Nur Laila yang mewakili Hardi, suaminya mengatakan, dirinya dan sang suami bangga sekali bisa terpilih sebagai juara I diantara sekian PKL lainnya.”Sejak awal berjualan, saya dan suami selalu mengutamakan kebersihan pada nasi goreng yang kami jual. Mulai dari penyiapan bahan-bahannya, cara memasaknya hingga penyajiannya. Kami juga tidak pernah pakai vetsin (MSG, Red) dalam memasak, “ ujar wanita yang tak pernah terpikir di suatu hari kebiasaannya menerapkan pola berjualan bersih ini akan mendudukkannya sebagai juara pertama. Ke depan Nur Laila mengaku akan terus mempertahankan kualitas jualannya itu.
Pertemuan ini ditutup dengan dialog antara PKL dengan Bupati Anas. Koordinator PKL Taman Blambangan Mohammad Yasa’ menyatakan dirinya dan kawan-kawannya berterimakasih kepada Bupati Anas dan Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko yang telah memberi ruang bagi mereka untuk berjualan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mengenai sarana prasarana, Yasa’ mengaku para PKL Taman Blambangan masih terkendala air bersih. Mereka sudah berkonsultasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), tapi diharuskan memiliki dana Rp. 2 juta terlebih dahulu untuk merealisasikannya. “Uang sebegitu banyak sulit bagi kami, Pak Bupati. Kami mohon ada kebijakan dari pemkab terkait hal tersebut,” ujar Yasa’. Begitu pula soal resapan air cucian, Yasa’ berharap DKP bersedia memberi tempat untuk pembuatan resapan air cucian. “Kalau diizinkan, mau ditaruh di sebelah mana pun, kami ucapkan terima kasih,”tambahnya. Menanggapi curahan hati para PKL, dengan antusias Bupati mengatakan, pihaknya akan segera merealisasikan keinginan mereka itu.
Menariknya, dalam acara ini Bupati Anas juga mengajak serta Bupati Kutai Timur (Provinsi Kalimantan Timur) Isran Noor, yang kebetulan tengah berkunjung ke Banyuwangi. Bupati Kutai Timur yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) juga tampak menikmati hidangan yang disuguhkan para PKL, mulai dari mie pangsit, tahu petis, es buah, hingga juice buah beraneka rasa. (Humas & Protokol)