Bank Indonesia Apresiasi Kemajuan Ekonomi Banyuwangi

Jumat, 12 Oktober 2012


JEMBER – Kemajuan perekonomian yang dialami Banyuwangi selama tahun terakhir ini mendapat apresiasi dari Bank Indonesia (BI). Perekonomian Banyuwangi dianggap berpeluang besar untuk terus tumbuh dan mengalahkan sejumlah kabupaten tetangganya di kawasan timur Jatim. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Perwakilan BI Jember, M. Nur Zaenudin saat menerima kunjungan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Kantor Perwakilan Jember, Kamis (11/10).

Menurut Nur, pertumbuhan Banyuwangi terus mengalami peningkatan. “Dibandingkan tiga kabupaten lain yang sempat menurun 2008/2009, Banyuwangi tetap naik,” akunya. Pada 2006 pertumbuhan ekonomi Banyuwangi 4,74 persen, lalu menjadi 5,64 persen pada 2007. Kemudian, pada 2008 naik menjadi 6,05 dan 2009 menjadi 6,22.

“Pertumbuhan Banyuwangi 2010 mencapai 6,22 persen. Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi mengalami pertumbuhan tinggi dibandingkan tiga kabupaten di Besuki. Pertanian menjadi penyangga perekonomian Banyuwangi. Share sektor pertanian pada PDRB Banyuwangi sebesar 46,2 persen,” tutur Nur.

BI Jember mencatat, realisasi kredit modal kerja di Banyuwangi mencapai 63,66 persen dari total penyaluran kredit. Padahal, di Jember, misalnya, realisasi kredit terbesar masih di sektor konsumsi. “Secara volume, Jember memang masih mendominasi perolehan aset dan kredit perbankan umum dan syariah rata-rata 50 sampai 60 persen. Tetapi, dari sisi pertumbuhan, Banyuwangi mampu tumbuh di atas 20 persen untuk realisasi aset,” kata Nur.

Dikatakan dia, secara volume, kredit perbankan di Banyuwangi mengerucut pada sektor pertanian, perdagangan, industri dan jasa dunia usaha. Kredit sektoral masih didominasi oleh Jember. “Dari sisi pertumbuhan, ke depan Banyuwangi memiliki peluang besar untuk melampaui Jember,” terangnya.

Hingga September 2012, tingkat kredit macet (non performing loan atau NPL) perbankan di Banyuwangi hanya 2,32 persen. Jauh di bawah batas maksimal BI sebesar 5 persen. “Berarti, kemampuan membayar kredit di Banyuwangi tinggi,” pujinya. 

Sementara itu, Bupati Anas secara gamblang menjelaskan bahwa merujuk pada angka pertumbuhan ekonomi, sampai semester I tahun 2012, Banyuwangi merealisasi pertumbuhan sebesar 7,11 persen. “Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi hanya 6,9 persen,” kata Bupati.

Untuk itu, kata Bupati, Pemkab Banyuwangi telah memiliki masterplan pembangunan untuk jangka pendek, menengah,dan panjang. “Kami sudah memiliki masterplan yang mengacu pada rencana tata ruang wilayah (RTRW). RTRW kami sudah final,” ungkapnya.

Menurut Bupati, Pemkab Banyuwangi memiliki empat prioritas pembangunan. Yakni, membangun kawasan industri di Kecamatan Wongsorejo. Kecamatan di utara Banyuwangi ini sangat ideal sebagai kawasan industri. “Jarak dengan pelabuhan hanya 14 kilometer,” ujarnya.

Dengan adanya kawasan industri, lanjutnya, pengusaha akan mendapatkan banyak kemudahan. “Pengusaha tinggal masuk kawasan industri, pengusaha tidak perlu repot-repot ngurus amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Amdal sudah ada yang menguruskan,” tegasnya.

Lalu, Pemkab Banyuwangi akan mengembangkan kawasan selatan sebagai sentra agropolitan.  Di wilayah ini akan dikembangkan komoditas utama susu atau santan. Sedangkan kawasan barat akan menjadi sentra industri gula dengan berdirinya pabrik gula terbesar dan termodern di Glenmore.

Sedangkan kawasan tengah akan menjadi kawasan wisata terpadu. “Untuk kawasan wisata terpadu eco-tourism atau wisata alam akan menghubungkan wisata Gunung Ijen, Baluran Situbondo,dan Alas Purwo,” tuturnya.

Pemkab Banyuwangi, kata alumnus SMAN 1 Jember ini, akan fokus mengembangkan wisata alam. “Kami tidak akan meniru daerah lain. Banyuwangi akan mengajak wisatawan kembali menikmati alam,” tandasnya. Sebab, wisata alam di Jatim saat ini terus berkembang.

Di bidang perhotelan dan hiburan, Bupati menegaskan, pihaknya melarang pendirian tempat karoke dan hotel melati. “Kami tidak  izinkan berdirinya karaoke di Banyuwangi. Hotel (kelas) melati juga tidak. Kalau mau mendirikan hotel, harus berbintang,” ungkapnya. Rencananya, di kawasan Ijen akan didirikan hotel bintang lima.

Selain itu, Bupati Anas mengatakan, Banyuwangi kini sudah didukung dengan moda transportasi yang lengkap. Salah satunya adalah penerbangan reguler setiap hari Surabaya – Banyuwangi PP. “Lapangan terbang akan terus dikembangkan. Tahun depan kami akan upayakan ada maskapai baru. Kalau mau ke Jakarta, warga Jember akan lebih cepat lewat lapangan terbang Banyuwangi. Di lapangan terbang dibangun VIP room yang bisa digunakan untuk rapat,” promo Bupati. Tak hanya itu, Pemkab Banyuwangi juga akan membangun pelabuhan besar sebagai alternatif pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Sebelumnya, Bupati Anas bertemu dengan kalangan pengusaha dan media massa di kantor PT Temprina Media Grafika. (Humas & Protokol)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :