Banyuwangi Didhapuk Sebagai Tuan Rumah Festival Makanan Khas Jatim
Rabu, 23 Mei 2012
KALIPURO – Dianggap sebagai kabupaten yang berprestasi dan cukup aman untuk dikunjungi, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim)menunjuk Banyuwangi sebagai tuan rumah Festival Makanan Khas Jatim 2012, Selasa (22/5). Festival ini diadakan di Hotel Ketapang Indah, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro. Diikuti perwakilan 19 kabupaten / kota se wilayah kerja Malang dan Pamekasan, acara ini dibuka oleh Kepala Bidang Pengembangan Produk Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim, Narmadji,SE,MM bersama Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra (Asminbang dan Kesra), Ir Suhartoyo, SH,MSi.
Dalam sambutannya Narmadji mengatakan diadakannya festival ini diawali dari keinginan Pemprov untuk mengeksplore sumber daya lokal yang bisa diangkat untuk mendukung industri pariwisata. “Dengan festival ini masyarakat pelaku usaha bisa meningkatkan kreatifitasnya dalam mengenalkan makanan khas daerah sebagai daya tarik wisata di Jatim,” tuturnya.
Sementara itu Asminbang dan Kesra menyatakan pemkab mendukung penuh ide kreatif ini dan bertekad untuk terus mengembangkan makanan khas guna memperkaya daya tarik wisata di Banyuwangi.
Dalam acara ini, Banyuwangi menampilkan 3 stand makanan. Stand yang pertama menampilkan masakan dari Hotel Berlian Abadi. Hotel ini menampilkan Udang Goreng Berlian, Dendeng Lemuru, Sambel Tempong, Kesrut Ayam, Jenang Jagung, Wedang Sere dan makanan andalannya Daging Lembayung Sutera. Stand berikutnya diisi oleh Rumah Makan Cengkir Gading dengan menu andalannya Pindang Koyong Mata Iwak.Selain itu juga ditampilkan Sambal Pangi, Bothok Kuwung, Seblang Genjer, Lempok Gedhang, Bangos Kul dan Miserok Tengiri, Gempol dan Bir Asem. Stand Banyuwangi yang terakhir diisi oleh Hotel Ketapang Indah. Diantaranya minuman Secang, Sego Krompyongan, Plecing Tuna, Tape Kemiren, Precet Sobo, Blekecut, Sambel Mangga dan Urapan. Tak ketinggalan hidangan andalannya Gadon Tahu.
Setiap stand punya makanan andalan yang harus dipraktekkan cara pembuatannya. Dengan diberi waktu hanya 15 menit, makanan harus sudah matang dan tersaji dengan apik. Dalam festival ini yang dinilai adalah taste (rasa), tekstur,bahan pembuatnya dan performancenya. Sedangkan juri yang terdiri dari 3 orang berasal dari Surabaya Hotel School, Asosiasi Chef Indonesia dan Tabloid Kuliner dari Jawa Pos Group. Ke-19 peserta terbagi atas 5 peserta mewakili hotel , 11 peserta mewakili restoran dan 3 peserta mewakili catering.
Yang menarik dari festival ini, tidak hanya juri yang bisa mencicipi makanan khas dari masing-masing kabupaten/kota. Namun juga seluruh pengunjung. Mereka boleh makan sepuasnya dari satu stand ke stand yang lain. Tentunya setelah juri melakukan penilaian.Bahkan ada pula beberapa turis dari Perancis yang juga berkesempatan mencicipi berbagai makanan khas tersebut.
Di akhir acara, diumumkan 5 kabupaten/kota yang meraih peringkat sebagai 5 besar dan berhak maju ke penilaian tingkat Provinsi di Surabaya. Kelima kabupaten/kota itu antara lain Kota Malang, Probolinggo, Banyuwangi, Kota Surabaya dan Sidoarjo. (Humas & Protokol)