Banyuwangi Peringkat 11 Terkaya di Indonesia
Rabu, 27 Juni 2012
Banyuwangi – Pembenahan di segala sektor yang dilakukan Pemkab Banyuwangi di bawah kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas mulai diakui oleh banyak pihak. Dari daftar 50 kabupaten/kota terkaya Indonesia 2012 yang dirilis oleh Warta Ekonomi edisi 12 tahun 2012, Banyuwangi menduduki peringkat 11 se-Indonesia. Dengan kata lain nomor dua terkaya di Jawa Timur, setelah Surabaya yang menduduki peringkat ke-2.
Definisi kabupaten dan kota terkaya versi Warta Ekonomi tersebut adalah daerah yang memiliki pendapatan daerah yang tinggi dengan didukung oleh daya tarik investasi yang tinggi, infrastruktur daerah yang lengkap, serta kualitas masyarakatnya. Pemeringkatan itu dilakukan dengan basis data kompilasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Keuangan dari tahun 2008 – 2011.
Dalam penentuan indikator daerah terkaya, Warta Ekonomi menentukan empat variabel yang dianggap penting. Pertama, daya tarik investasi daerah. Ini penting karena menjadi faktor utama membuka akses pendapatan ke daerah. Kedua, pendukung infrastruktur. Infrastruktur berperan penting sebagai roda penggerak ekonomi daerah karena dapat memperlancar jaringan distribusi antar daerah yang ujungnya dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan nasional.
Kualitas masyarakat sebagai variabel berikutnya dianggap sebagai penentu kinerja perekonomian daerah. SDM yang mumpuni dianggap akan berdampak besar terhadap jalannya aktivitas perekonomian dan akhirnya berpengaruh pada pendapatan masyarakat. Terakhir, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan APBD sebagai variabel utama dalam pemeringkatan karena kaya atau tidaknya suatu daerah dilihat dari dari nilai pendapatan masyarakat dan APBD.
Dalam riset yang dilakukan oleh Warta Ekonomi, penggunaan variabel-variabel tersebut memiliki bobot yang berbeda, karena variabel yang satu dianggap lebih penting dari variabel yang lain. Seperti daya tarik investasi yang memiliki bobot 20 persen, Banyuwangi mencatatkan skor 3.750. Sedangkan pada variabel pendukung infrastruktur yang berbobot 10 persen Banyuwangi mendapat skor 4.000.
Sementara untuk variabel kualitas manusia, yang hanya berbobot 5 persen, Kabupaten Banyuwangi hanya memperoleh skor 2.500. Namun demikian, variabel ekonomi daerah dengan bobot terbesar yakni 65 persen, Banyuwangi mendapatkan skor 4.000.“Jadi total indeksnya mencapai 3.875. Dengan hasil ini menjadi pemicu bagi Pemkab Banyuwangi untuk terus berbuat banyak bagi perkembangan Banyuwangi ke depan,” tutur Kabag Humas dan Protokol, Djuang Pribadi.
Pemeringkatandaerah terkaya tersebut mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi pelaku ekonomi. Bagi pengusaha khususnya, adanya skoring ini dapat dipakai sebagai pertimbangan peluang investasi. Sedangkan bagi pemkab, pemeringkatan ini menjadi modal untuk menarik investor dan meningkatkan potensi masing-masing. Tidak ketinggalan juga Bank-bank Pembangunan Daerah dapat memakai hasil riset ini untuk meningkatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). (Humas Protokol)