Banyuwangi Peringkat Kedua Se-Jatim, Kabupaten Yang Program KB-nya Terealisasi Dengan Baik

Kamis, 21 Maret 2013


BANYUWANGI – Banyuwangi kembali mendapatkan kehormatan  dinobatkan di posisi runner up (peringkat kedua, Red) oleh Provinsi Jawa Timur sebagai kabupaten yang program keluarga berencana (KB) –nya terealisasi dengan baik, setelah Mojokerto. Hal itu terungkap  dalam rapat kerja daerah (rakerda) pembangunan kependudukan dan keluarga berencana tahun 2013, Rabu (20/3).

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan rasa bangganya atas keberhasilan yang telah diraih tersebut. “Prestasi ini berkat kerja keras seluruh pihak, utamanya Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP&KB) serta masyarakat Banyuwangi,” ujar Bupati menyampaikan rasa terima kasihnya dalam pembukaan rakerda yang  bertujuan untuk mengevaluasi program Keluarga Berencana (KB) tahun 2012 itu . Bupati berharap, tahun ini capaian program tersebut terus ditingkatkan.

Dalam rakerda yang  sekaligus membahas  pelaksanaan program KB tahun 2013 tersebut, Bupati juga mengumumkan Banyuwangi menduduki peringkat 8 kabupaten terkaya se-Indonesia versi Majalah Warta Ekonomi. Peringkat tersebut naik 3 peringkat dari tahun lalu, dimana Banyuwangi diberitakan menduduki peringkat ke 11. Warta Ekonomi memang setiap tahun melansir kabupaten/kota terkaya se-Indonesia berdasarkan harapan hidup dan policy yang dibuat oleh pemerintah daerahnya.

Sementara itu,  Kepala BPP & KB Muhammad Pua Jiwa mengatakan, dari 24 kecamatan di Banyuwangi, realisasi pencapaian program KB tercapai hingga diatas 100 persen. Total prosentasenya mencapai 122,9 persen. Bahkan beberapa kecamatan di Banyuwangi menduduki pencapaian tertinggi dalam penggunaan alat kontrasepsi oleh warganya. Diantaranya Bangorejo, Tegalsari, Genteng, Cluring, dan Siliragung.

 Uniknya, masyarakat di masing-masing kecamatan tersebut memiliki tingkat ketertarikan yang beragam pada jenis-jenis alat kontrasepsi. Misalnya, masyarakat di Kecamatan Genteng yang tingkat ketertarikannya pada MOW (Metode Operasi Wanita / Tubektomi)  tinggi. Sedangkan warga Siliragung lebih tertarik menggunakan KB suntik dan warga Cluring lebih suka memakai kondom. Sementara di Bangorejo dan Tegalsari, semua metode KB ( MOW, IUD (Intra Uterine Device), MOP (Metode Operasi Pria / Vasektomi), Implant, suntik, pil dan kondom)  memiliki trend yang relatif stabil.

Kegiatan yang berlangsung di aula Minak Jinggo Kantor Pemkab Banyuwangi ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Slamet Kariyono, perwakilan BKKBN (Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional) Provinsi Jatim Agus Putro Proklamasi, para kepala SKPD dan  camat. Selain itu hadir pula sebagai peserta,  para kepala rumah sakit, kepala puskesmas, koordinator penyuluh KB se-Banyuwangi, PKK, LSM, organisasi wanita dan koalisi kependudukan. (Humas & Protokol)

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :