Banyuwangi Raih Digital Society Award

Selasa, 30 April 2013


 

JAKARTA- Program-program inovatif dari Pemkab Banyuwangi kembali mendapat apresiasi. Kali ini, Banyuwangi mendapat penghargaan dalam ajang Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2013 yang diselenggarakan di Jakarta, Senin dan Selasa (29-30/4/2013). Penghargaan diserahkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring.

Dalam ajang tersebut, Banyuwangi mendapat Certificate of Acknowledgement dalam kategori Overall Society. Selain itu, Banyuwangi juga mendapat perhargaan sebagai The Pioneer of Digital Society. Terdapat empat kriteria penilaian dalam IDSA, yaitu perencanaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), upaya perwujudan rencana TIK, tingkat penetrasi dan penggunaan internet (usership), dan manfaat yang bisa dinikmati dalam menggunakan internet (benefit). Penghargaan tersebut didapat dari survei yang dilakukan di 99 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, peningkatan jaringan internet di daerah-daerah mempunyai dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Riset Bank Dunia menunjukkan, setiap pertumbuhan broadband 10 persen akan mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto/PDB) sebesar 1,3 persen.

Dia menambahkan, kesenjangan spasial bisa diatasi dengan penggelaran broadband yang masif ke daerah-daerah. Digitalisasi daerah bisa menjadi pemercepat peningkatan daya saing (competitiveness) daerah. ”Saya mengapresiasi program inovasi Banyuwangi yang menjadi kota pertama yang dipilih Telkom untuk menjadi kota yang digital friendly. Di Banyuwangi sedang disiapkan 10.000 titik wifi. Dampaknya luar biasa untuk sektor pendidikan, meningkatkan layanan kesehatan, mengembangkan dunia usaha, dan mempercepat pelayanan publik,” ujar Tifatul di IDSA di Jakarta, Senin malam (29/4/2013).

Di Banyuwangi saat ini telah terpasang 1.100 titik wifi dari target 10.000 titik hingga tahun 2014. Instrumen TIK telah digunakan untuk pengembangan berbagai sektor kehidupan di Banyuwangi, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, keagamaan khususnya pembayaran zakat, hingga berbagai macam pelayanan pemerintah daerah ke masyarakat. Percepatan pembangunan infrastruktur dunia maya ini dikerangkai dalam program Banyuwangi Digital Society.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, digitalisasi daerah diharapkan bisa meningkatkan pergerakan ekonomi lokal yang bakal bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Digitalisasi daerah juga akan semakin mengefisienkan kehidupan publik.

Dia mengatakan, instrumen teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah kebutuhan wajib untuk menghadapi tantangan zaman. ”Dalam dunia yang semakin tanpa batas, borderless, semua orang bisa mengakses pengetahuan, mencari inspirasi bisnis, hingga mengembangkan dunia usaha melalui internet. Masyarakat harus memanfaatkan instrumen TIK secara positif untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial-ekonominya,” ujar Anas.

Dari sisi pemerintah daerah, Pemkab Banyuwangi memanfaatkan instrumen TIK untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. ”Kami mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis TIK untuk memacu kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Ada dua pilar yang kami bangun, yaitu pengelolaan sistem informasi manajemen (management information system) dan peningkatan pelayanan publik dengan menggunakan instrumen TIK,” beber Anas.

Anas mengatakan, penanda utama kondisi masyarakat saat ini, khususnya anak muda, adalah selalu terkoneksi (connected) satu sama lain melalui internet. ”Hubungan antara pemerintah daerah dan warga masyarakat semakin horizontal, semakin mendatar. Pola komunikasi berbasis TIK antara pemerintah daerah dan warga masyarakat akan mampu mengefisienkan birokrasi sekaligus mempercepat penyelesaian problem-problem kehidupan publik,” jelas Anas.

Anas yakin, keberadaan infrastruktur dunia maya tersebut akan mampu menjadi pemicu pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. ”Jalan tol di dunia maya yang dibangun di Banyuwangi ini bisa dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan pasar dari dunia usaha yang ada di Banyuwangi. Selain itu, bisa digunakan untuk menciptakan inovasi baru dari sisi peningkatan nilai tambah produk atau layanan jasa (services),” tuturnya. (Humas Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :