Banyuwangi Rawan Banjir, DKP Siapkan Upaya Antisipasi
Senin, 21 Januari 2013
BANYUWANGI – Ketika hujan turun akhir-akhir ini, jalanan Banyuwangi sering dipenuhi luberan air yang terkadang menimbulkan kemacetan dan membahayakan pengguna jalan. Luberan air tersebut berasal dari drainase yang tidak mampu menampung debit air yang melimpah, dan diperparah dengan banyaknya volume sampah yang terbawa arus air tersebut.
Menanggapi kondisi itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Arief Setiyawan mengatakan, jauh-jauh hari sebelum musim penghujan tiba, pihaknya sudah menyiapkan upaya antisipasi sesuai dengan tupoksinya (tugas pokok dan fungsi). Salah satunya menangani drainase dan pembuangan air kotor. “Tugas kami diantaranya memfungsikan drainase sebagaimana mestinya,”ujar mantan Kabag Humas tersebut. Kondisi riil saat ini, kata Arief, kemampuan drainase yang ada tidak maksimal, sehingga air sering meluber keluar.
Menghadapi tingginya intensitas hujan, DKP siap sedia menerjunkan 48 Tenaga Harian Lepasnya (THL) untuk berjaga di titik-titik yang dianggap rawan banjir, termasuk sungai. “Secara rutin, 48 THL kami turun di beberapa titik, lengkap dengan kendaraan pengangkut sampahnya. Selain membersihkan sampah – sampah yang terhanyut ikut aliran sungai, mereka juga mengeruk sedimentasi (lumpur, pasir, Red) di dasar sungai tersebut,” jelas Arief. Namun lantaran keterbatasan personel, kata Arief, ke 48 THL itu baru bisa diturunkan di Kecamatan Kota Banyuwangi, Kalipuro dan Giri. Sementara Kecamatan Glagah dan Licin baru dalam tahap sosialisasi.
Kendala yang signifikan, menurut Arief, tidak ada. Hanya saja, ujarnya, drainase itu panjangnya 2 kali panjang jalan, karena letaknya di kanan kiri jalan. Tanpa kerjasama dari warga masyarakat, upaya tersebut kurang efektif. “Yang jelas, kami terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan,”tandas Arief. Upaya sosialisasi tersebut dilakukan pada masyarakat mulai dari hilir hingga ke hulu. Sebab, terang Arief, percuma di hulu (bawah,Red) dibersihkan terus menerus, sementara di hilir (atas,Red) masyarakat terus buang sampah sembarangan ke sungai.
Arief berharap, masyarakat Banyuwangi bisa merubah perilakunya yang sebelumnya terbiasa buang sampah tidak pada tempatnya. “Yang penting adalah kesadaran masyarakat dalam memperlakukan sampah, itu yang utama,”tegasnya.
Ke depan, agar banjir tak menghantui Banyuwangi, Arief mengaku pihaknya sudah merencanakan untuk merehab drainase yang ada. “Tentunya ini perlu perencanaan yang matang, sebab kaitannya dengan anggaran,”tutur Arief. Termasuk memperbaiki lokasi – lokasi yang rawan genangan air, seperti di Jalan A.Yani (yakni di depan Pemkab dan utara SMPN 1 Banyuwangi), Jalan Brawijaya (Perempatan Karangente), depan Terminal Brawijaya, perempatan Jalan Kertanegara, Jalan Wijaya Kusuma (depan SMK 1 Giri), Jalan Gajah Mada (lampu merah Cungking hingga utara Pasar Mojo Panggung) dan Jalan Kepiting. (Humas & Protokol)