Banyuwangi Tergolong Daerah Terancam Rabies
Rabu, 12 Desember 2012
BANYUWANGI – Beberapa tahun lalu, Pulau Bali termasuk sebagai daerah yang positif terkena rabies. Meski sudah teratasi, tapi pemerintah daerahnya masih terus berjaga-jaga atas meluasnya penyakit infeksi yang mematikan tersebut. Lantas, bagaimana dengan Banyuwangi ?
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Banyuwangi, Heru Santoso yang ditemui di kantornya mengatakan,Banyuwangi digolongkan sebagai daerah yang terancam rabies, sebab posisinya yang secara geografis berdekatan dengan Bali. “ Banyuwangi berpotensi terhadap serangan penyakit ini, sebab beberapa warga di wilayah perkebunan dan pesisir masih banyak yang memelihara anjing,”ujar Heru.
Saat ini populasi anjing di Banyuwangi, tutur Heru, cukup merata. Namun yang terbilang banyak ada di daerah Purwoharjo dan Pesanggaran.Untuk mengantisipasi supaya rabies tidak masuk ke Banyuwangi, jelas Heru, Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Peternakan telah melakukan upaya-upaya pencegahan, diantaranya dengan melakukan vaksinasi . “Sejak tahun 2011 hingga 2012 ini, total jumlah anjing yang divaksinasi telah mencapai 2300 sasaran,”kata Heru. Dan Heru memastikan sejauh ini dari hasil pantauan tim Disnak di masing-masing kecamatan, tidak menunjukkan adanya persebaran rabies. “Kita antisipasi , sebab kita hanya tergolong daerah terancam saja,”beber Heru.
Dijelaskan oleh Heru, rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara. Rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa dan anjing di Afrika, Asia , dan Amerika Latin.
Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.
Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang. Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan. Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi. Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia. Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang memiliki risiko tinggi meliputi infeksi pada mukosa, luka di atas daerah bahu (kepala, muka,leher) , luka pada jari tangan atau kaki, luka pada kelamin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak.
Pencegahan rabies, pada manusia, terang Heru lagi, harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan. Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan. Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu: dpkter hewan, petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi, orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan.
"Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi (vaksinasi berulang,Red) setiap 3 tahun. Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan,"pungkas Heru.(Humas & Protokol)