Budayakan Peduli Lingkungan, BLH Adakan Workshop

Rabu, 16 Januari 2013


BANYUWANGI – Untuk memberikan pemahaman kepada sekolah akan pentingnya keikutsertaan dalam mengelola, menjaga, melindungi dan melestarikan lingkungan hidup sehingga terbentuk sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuwangi mengadakan workshop penyusunan dokumen calon sekolah Adiwiyata, Rabu (16/1).

 Workshop tersebut diadakan sebagai respon atas radiogram Gubernur Jatim tertanggal 24 Oktober 2012 yang meminta kepada kabupaten/kota terpilih untuk mempersiapkan sekolah yang akan menjadi calon Adiwiyata Propinsi tahun 2013.

Plt Kepala BLH, Husnul Chotimah mengatakan, dalam  workshop ini masing-masing sekolah tersebut akan diajarkan bagaimana mempersiapkan diri menjadi sekolah yang berbudaya lingkungan. Salah satunya dengan menyusun produk yang meliputi pembentukan tim Adiwiyata di sekolah masing-masing, revisi kurikulum dan dokumen KTSP, serta menyusun kajian lingkungan dan rencana aksi lingkungan. “Nantinya, kepedulian terhadap lingkungan ini akan dikenalkan pada siswa lewat ekstra kurikuler seperti Pecinta Alam atau Pramuka, dan juga dimasukkan ke dalam mata pelajaran (IPA, Red),”tutur Husnul.

Dalam workshop ini,  ditekankan pada peserta  bahwa Adiwiyata merupakan proses pembentukan karakter untuk cinta dan peduli lingkungan. Karakter tersebut dibentuk melalui pengetahuan, sikap dan perilaku (action). Selain itu juga dipahamkan bahwa Adiwiyata bukan lomba yang memilih siapa yang menang atau kalah, tapi maju bersama demi kepentingan bersama. “Kata kuncinya, kesamaan visi dan misi, yakni satu kata, satu hati dan satu aksi,”tandas Husnul.

Beberapa nara sumber handal dihadirkan untuk memberi pencerahan kepada peserta. Antara lain Riszqi Fazar yang membawakan Pengelolaan Lingkungan pada Pertamina, dan Drs Saleh Mahdi,M.Pd yang membahas tuntas tentang gambaran umum Adiwiyata dan Pedoman Penyusunan Adiwiyata. Juga ada  Drs Edy Purdiyanto yang membawakan materi kajian lingkungan, lengkap dengan 4 komponen, 8 standar dan 31 implementasi lingkungan hidup. Sementara itu, Tim Adiwiyata Kabupaten Banyuwangi juga ketiban sampur  untuk menjelaskan tentang kerangka dasar KTSP; Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan sekolah, serta rencana kegiatan anggaran sekolah.

Seluruh peserta tampak antusias mengikuti sesi demi sesi. Saat diberi kesempatan untuk berdialog, mereka satu persatu menyampaikan uneg-uneg dan masukannya. Seperti yang disampaikan oleh Supriyono. Guru SMPN 1 Genteng ini mengaku masih kesulitan dengan penanganan limbah plastik yang dihasilkan tiap harinya. Dia juga meminta bantuan berupa alat pencacah sampah organik  yang akan dijadikan kompos. Sementara Sukartini, peserta lainnya, serius ingin diajarkan cara membuat biopori. Sebab SDN 2 Ketapang, tempatnya mengajar, selama ini tak punya selokan lantaran didirikan diatas tanah berawa-rawa. Pihak BLH, Tim Adiwiyata Kabupaten dan Pertamina menampung seluruh masukan dan permintaan dari peserta. Dan menyatakan dalam waktu dekat akan segera menindaklanjutinya, termasuk menghubungkan sekolah yang kesulitan mengelola sampahnya dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang punya program Bank Sampah.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Minak Jinggo ini diikuti oleh 16 sekolah, dimana masing-masing mengirimkan 5 orang wakilnya, meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan, ketua Tim Adiwiyata sekolah serta perwakilan komite sekolah. Yang ikut pun tak hanya didominasi oleh SMA/SMK saja, tetapi juga tingkat SMP dan SD. Tingkat SMA diikuti SMAN 1 Purwoharjo, SMAN 1 Giri, SMAN 1 Banyuwangi dan SMKN Ikhya Ulumuddin Singojuruh. Di level SMP ada SMPN 2 Banyuwangi, SMPN Kabat, SMPN 2 Rogojampi, SMPN 1 Genteng dan SMPN 2 Tegalsari Sedangkan tingkatan SD diikuti oleh 7 SD, antara lain SDN Penganjuran, SDN Kepatihan, SDN Model, SDN 2 Ketapang, SDN Bangorejo, SDN 1 Gambor dan SDN 1 Cluring. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :