Bupati Buka Kongres Budaya Banyuwangi ke-2

Rabu, 10 Oktober 2012


alt

BANYUWANGI – Kongres budaya Banyuwangi kembali digelar. Kali ini kongres budaya ke-2 tersebut diselenggarakan di Desa Wisata Using, Kemiren, Kecamatan Glagah, pada Rabu (10/10). Acara yang dihadiri oleh para budayawan dan pelaku adat  yang ada di Banyuwangi  itu dibuka langsung oleh Bupati Abdullah Azwar Anas.

Ketua panitia kongres budaya, Suhailik, menyampaikan jika kongres tersebut sebagai ajang peleburan berbagai budaya yang ada di Banyuwangi. Sebab budaya Banyuwangi terbentuk dari berbagai unsur dan bersifat terbuka. “Budaya di Banyuwangi tidak hanya terdiri atas Using saja,” kata Suhailik. Namun, lanjutnya, bukan berarti hendak menghilangkan identitas tiap-tiap budaya justru  sebagai penguatan khasanah budaya di Banyuwangi.

Selanjutnya, Suhailik berharap, hasil dari kongres budaya bisa membawa kemajuan bagi pelaksanaan aktivitas budaya di Bumi Blambangan. Selain itu juga  dijadikan pijakan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan. “Kami berharap pemerintah daerah akan meneruskan hasil dari kongres ini dan dijadikan landasan dalam mengambil kebijakan,” pinta Suhailik.

alt

Sementara itu Bupati Anas menanggapi positif permintaan ketua panitia, Suhailik. Sebab, menurut Bupati, kongres budaya telah memberikan input yang besar bagi kebijakan pemerintah daerah. Bupati mencontohkan, hasil rekomendasi kongres budaya Banyuwangi tahun lalu, beberapa menjadi kebijakan baru pemkab dan telah direalisasikan. “Salah satunya, dulu kongres meminta agar pemkab memfasilitasi aktualisasi budaya, sekarang alhamdulillah sudah rutin kita lakukan di taman Blambangan,” tutur Bupati.

Selain itu, imbuh Bupati, dalam waktu dekat juga akan diresmikan museum budaya Banyuwangi yang berlokasi di depan Pemda. “Dulu banyak yang protes karena kita belum punya museum, tapi insyaallah Harjaba nanti akan kita resmikan museum Banyuwangi,” kata Bupati.

Pada kesempatan itu Bupati juga mengajak para budayawan dan pelaku adat di Banyuwangi untuk saling menguatkan kebudayaan yang ada dan tidak terkungkung oleh ego masing-masing.  Tujuannya agar image dan kondusifitas daerah terus terjaga. “Dulu pengusaha malu kalau ditanya mau apa ke Banyuwangi karena imagenya untuk mencari suwuk atau penglaris. Tapi sekarang tidak lagi, karena pengusaha ke Banyuwangi untuk investasi,” urai Bupati. (Humas Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :