Bupati Kunjungi Warga Sukamade yang Terisolir Akibat Luapan Sungai

Jumat, 11 Januari 2013


PESANGGARAN – Mendengar terisolirnya warga Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran akibat meluapnya Sungai Sukamade, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas bersama Ny Dani Azwar Anas melakukan tinjau lapang ke lokasi, kemarin (10/1).

Bupati Anas yang didampingi anggota Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko beserta ibu, dan pejabat komponen Pemkab merasakan langsung sulitnya medan yang ditempuh. Untuk mencapai dusun tersebut, butuh waktu yang panjang. Belum lagi hujan yang turun dengan deras dan angin yang bertiup begitu kencangnya. Dan saking curam dan licinnya rute yang ditempuh, tak sembarang mobil bisa mencapai kawasan tersebut jika tak memiliki double gardan (mobil dengan penggerak 4 roda sekaligus atau disebut juga 4x4, Red) seperti Hardtop, CJ 7, rangler, Suzuki Jimny/Siera, Suzuki Vitara, Hayland, Land Rover, dan Ranger.

Tiba di sungai Sukamade yang memisahkan jarak antara  Dusun Sukamade dengan dunia luar, seluruh rombongan harus menyeberang dengan rakit. Di sungai yang aliran airnya cukup deras ini, selalu siaga dua orang penarik rakit dengan tali besar  hingga ke seberang. Mereka juga ditemani para jagawana dari Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Di tempat itu, tampak jelas jembatan yang putus sejak 3 tahun lalu akibat terjangan luapan sungai yang sama.

Tiba di Dusun Sukamade, Bupati menyempatkan diri untuk berdialog dengan warga, khususnya mereka yang tanah dan rumahnya hanyut tergerus arus sungai. Bupati juga  memberi santunan dan bantuan sembako bagi  warga. Ahmad Mujidir, salah satunya. Pria yang berusia 60 tahun tersebut harus merelakan harta benda miliknya hanyut. Sementara ini, dia dan keluarganya  ditampung warga lain  yang  rumahnya agak jauh dari aliran sungai. "Tahun-tahun sebelumnya saya sudah terbiasa dengan luapan Sungai Sukamade ini. Tapi saya tidak mengira kalau di musim hujan pada awal tahun ini justru rumah saya ikut terbawa aliran air yang cukup besar,"terangnya, lirih.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi, Wiyono, bencana banjir di dusun yang berpenduduk  1087 jiwa ini merupakan  fenomena yang lazim terjadi setiap tahun. Hanya saja, kali ini kondisi tersebut semakin diperparah dengan rusaknya jembatan. Padahal, ujar Wiyono, jika tidak musim penghujan, sungai ini alirannya kecil dan  mudah dilalui truk. “Masyarakat disini sebenarnya cukup sejahtera dengan hasil bumi yang mereka miliki. Namun dalam kondisi terisolir  begini, mereka mengalami kendala seperti kesulitan bahan pangan, dan sebagainya. Penyebabnya adalah terendamnya ladang-ladang mereka sehingga tak lagi bisa dipanen,” urai Wiyono.Namun Wiyono memastikan, pihaknya bersama dengan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menghimpun bahan makanan untuk warga. “Sebelumnya kami telah mengirimkan 50 dos makanan siap saji (300 kaleng sarden, opor, nasi goreng, Red) dan  50 dos bantuan tambah gizi (susu, kacang merah,Red) untuk dua hari. Selanjutnya per dua hari bantuan akan terus dipasok. Termasuk beras kami di bulog yang stand by on call,” ujar Wiyono. Untuk mengatasi mobilitas orang dan barang, Wiyono mengatakan pihaknya mendapat bantuan pinjaman 1 unit  perahu karet dari AL. Namun sejauh ini, jelas Wiyono, perahu tersebut belum begitu urgent, sebab rakit yang beberapa hari sebelumnya  hanyut terbawa arus, Rabu kemarin telah diketemukan.

Dihadapkan pada kondisi warga yang demikian, Bupati Anas memastikan pihaknya akan segera mengambil langkah yang tepat. “Yang jelas, kunjungan kami kali ini adalah ingin melihat kondisi di lapangan. Ada 2 hal yang kami fokuskan. Yang pertama adalah jembatan yang putus. Mobilitas warga ditentukan oleh pasang surut air. Saat ini sungai sedang meluap.  Dengan kedaruratan itu, kami akan segera membuat jembatan gantung,”urai Bupati panjang lebar.  Sedangkan fokus yang kedua, Bupati menjelaskan, pihaknya   akan berupaya mengembalikan arus air. Tipe aliran sungai tersebut  sering berubah-ubah, sehingga menggerus rumah-rumah warga. Rencana ke depan, aliran sungai akan diubah. Ketika musim kemarau tiba, lanjut Bupati,  pemkab akan mengirimkan  alat berat untuk mengubah arah aliran air tersebut. Selama ini warga tidak berhasil merubah arah aliran sungai karena tidak ada bantuan alat berat. Selain itu ke depan Bupati juga memikirkan untuk merelokasi warga masyarakat yang berada di sekitar aliran sungai tersebut. Sedangkan untuk mengatasi kesulitan makanan, bantuan beras sebanyak 100 ton akan diturunkan. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :