Capung Amphiaeschna ampla Yang Lama Menghilang, Ditemukan Kembali Di Banyuwangi

Selasa, 29 Januari 2013


BANYUWANGI – Capung  jenis Amphiaeschna ampla (Rambur, 1842) yang lama menghilang, ditemukan kembali  oleh sekelompok peneliti asal Malang yang tergabung dalam Indonesian Dragonfly Society (IDS), Sabtu (26/1) di lereng Gunung Ijen. Komunitas pecinta lingkungan yang kerap menggunakan capung sebagai ‘teman bicara’ ini khusus datang ke Banyuwangi untuk meneliti tentang capung endemik  Jawa yang ada di bumi paling timur Pulau Jawa ini.

Ketua IDS, Wahyu Sigit mengatakan, tadinya komunitasnya sama sekali tak menyangka akan mendapati capung jenis Amphiaeschna ampla di Bumi Blambangan ini. Sebab  dari catatan penemunya yang asal Belanda, Lievnieck, perjumpaan   dengan capung  jenis ini terakhir pada tahun 1940. “Makanya kami cukup surprise bertemu dengan ampla di Banyuwangi,”ujar Wahyu yang datang ke Banyuwangi bersama timnya. 

Ampla, jelas Wahyu,   tergolong capung hutan yang sensitif terhadap   pencemaran atau perubahan iklim dan lingkungan. “Jika ampla banyak ditemukan di Banyuwangi, maka itu merupakan indikator masih terjaganya kondisi hutan di Banyuwangi,” kata Wahyu yang mengaku misi penelitian capung endemik Jawa ini akan dilakukan mulai dari Banyuwangi hingga Anyer dalam jangka waktu 2 tahun. Sebab pihaknya mempunyai target untuk membuat buku tentang Keanekaragaman  Capung.

Pria yang juga sempat mengisi materi tentang teknik foto capung dan  wild live dalam workshop fotografi yang digelar Banyuwangi Photography Community (BPC) ini berharap nilai-nilai baik yang  ada pada capung bisa dicontoh manusia. “Capung itu punya kemampuan beradaptasi atau menyesuaikan diri yang baik,"pungkas Wahyu. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :