Cuaca Terik Banyuwangi, Membuat Etape III BTDI Jadi Sulit
Minggu, 9 Desember 2012
BANYUWANGI –Etape ketiga Banyuwangi Tour de Ijen (BTDI) 2012 dengan rute kriterium circuit race, tidaklah semudah yang dibayangkan. Apalagi dengan cuaca yang Banyuwangi yang sedang terik – teriknya ketika perhelatan balap sepeda berskala internasional itu berlangsung, Minggu (9/12). Ungkapan itu terlontar dari pemenang pertama etape ketiga, Yousif Alhammadi asal UniEmirat Arab.
Meski terbilang datar dibanding rute pada etape I dan II, Yousif tidak menganggap enteng rute pamungkas ini. Dari 10 laps yang ada pada rute sepanjang 110 kilometer ini, di 9 laps pertama, Yousif tidak berada sebagai pembalap terdepan. Dan walaupun di lap ketiga dan lap keenam terdapat nomor sprint, Yousif tidak terlalu mengejar point tersebut. Memang jika posisi pembalap berada di grup 4 terdepan mendapatkan point 3. “Saya berstrategi, menghemat energi saya di awal laps. Dan saya menghitung titik lemah para pembalap di samping saya dengan melihat kondisi mereka yang rawan dehidrasi,”ujar Yousif yang menyatakan kebanggaannya menjadi pemenang etape kedua pada event berkelas internasional ini. Dan senada dengan pembalap lain, Yousif berpendapat, rute menuju Ijen adalah yang paling berat. “The second stage is the heaviest one (Etape kedua adalah yang terberat),” tandasnya.
Pada etape grand final ini, jumlah pembalap yang tersisa yang ikut bertanding sebanyak 87 orang. Berkurang 28 orang dari 115 pembalap yang bertanding pada etape awal.
Sementara itu, Chief Commissaire BTDI 2012 yang ditunjuk oleh UCI (Union Cycliste Internationale), Jamaluddin Mahmood mengatakan, event balap sepeda internasional yang diselenggarakan Banyuwangi untuk pertama kalinya ini mendapat pujian dari UCI. UCI menilai pengamanan BTDI sangat luar biasa, sehingga jalur yang dilewati seluruhnya clear. “Ini sebuah awal yang bagus sebagai batu loncatan untuk pelaksanaan BTDI tahun depan,” ujar Jamal.
Beberapa jam sebelum gelaran etape ketiga, juga diadakan pertandingan executive race yang diikuti oleh para pembalap asal Indonesia. (Humas & Protokol)