Pabrik Santan Yang Akan Dibangun Di Banyuwangi, Di-Klaim Terbesar Se-Asia Tenggara
Senin, 24 September 2012
KALIPURO – Tidak salah jika Banyuwangi disebut-sebut sebagai daerah nomor 3 di Jawa Timur, setelah Gresik dan Sidoarjo, yang paling diminati investor. Itu terbukti dengan masuknya satu lagi investor berskala besar ke Banyuwangi. Investor yang masih dirahasiakan namanya ini akan membangun pabrik santan yang diklaim terbesar se-Asia Tenggara. Hal itu diungkapkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam rapat koordinasi (rakor) antisipasi potensi gangguan keamanan, ketertiban dan ketentraman serta stabilitas daerah, Senin (24/9) di Depo Pertamina Ketapang, Kecamatan Kalipuro.
Disampaikan oleh Bupati Anas, saat ini investor tersebut sudah memasuki tahap pembebasan lahan. “ 2-3 bulan ke depan, dia akan mulai mengurus perizinannya di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT),”ujar Bupati yang menjanjikan akan menyampaikan secara terperinci tentang pabrik santan tersebut setelah memasuki tahap pengurusan izin.
Nilai investasi pabrik santan ini, kata Bupati, cukup besar. Karena dia ‘bermain’ di tingkat nasional dan ekspor, maka nilai investasinya mencapai angka ratusan miliar rupiah.Yang lebih penting lagi, ujar Bupati, nantinya akan dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk industri ini. “Nantinya akan dibutuhkan 1000 orang untuk naik pohon kelapa, dan ribuan orang untuk mengupas sabut kelapanya,” jelas Bupati Anas.
Mengapa Bumi Blambangan ini yang dipilih sebagai lokasi didirikannya pabrik santan tersebut? Menurut Bupati, ada beberapa pertimbangan. Diantaranya Banyuwangi punya Pelabuhan Tanjung Wangi yang dinilai memudahkan masuknya pasokan bahan baku dari luar maupun pengiriman hasil produksinya. Sebab, jelas Bupati, selain menggunakan kelapa Banyuwangi, bahan baku pabrik tersebut juga akan didukung bahan baku dari luar Pulau Jawa.
Untuk mempersiapkan kelapa Banyuwangi, Bupati menghimbau agar warga yang memiliki kebun kelapa, tidak memotong janurnya, yang berakibat pohon kelapa tersebut tidak bisa menghasilkan kelapa lagi. “Memang iming-iming penghasilan dari pulau sebelah (Bali) untuk janur cukup besar, padahal Perda (Peraturan daerah) jelas-jelas melarangnya,”tandas Bupati. Harapan kami, tambah Bupati, pabrik santan ini menjadi jawaban bagi warga Banyuwangi, khususnya petani kelapa, atas doanya selama ini. Berdirinya pabrik santan akan membuat harga kelapa lokal stabil, dan banyak lapangan kerja baru.
Namun Bupati juga mengingatkan agar warga Banyuwangi tidak terlena atas masuknya industri-industri baru di Bumi Blambangan ini. Jika industri di Banyuwangi tumbuh, ujar Bupati, warga di kota lain akan menyerbu Banyuwangi. “Ini wajib diantisipasi agar serbuan warga luar daerah itu tidak ‘melahap’ penduduk lokal,”tegas Bupati
Selain itu Bupati juga minta agar masing-masing kecamatan turut andil mengendalikan semua spekulan tanah di Banyuwangi. “Apabila ada orang yang ingin membeli lahan di Banyuwangi, ditanya dulu apakah dia akan menjual lahan itu kembali, atau ingin mendirikan industri. Kalau dia ingin menjual lahan itu lagi, berarti dia spekulan tanah yang ingin menaikkan harga tanah pada saat menjual kembali lahan tersebut. Tapi jika dia ingin membangun industri, supaya penjualannya dipermudah saja,” seloroh Bupati, menutup perbincangannya.(Humas & Protokol)