Digital Society Jadi Kendaraan Percepatan Ekonomi
Sabtu, 9 Maret 2013
BANYUWANGI – Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi diprediksi akan mengalami percepatan yang signifikan dalam beberapa tahun kedepan, meninggalkan daerah lainnya di Jawa Timur. Sebab daerah paling ujung timur di Pulau Jawa ini telah memiliki kendaraan percepatan yang dimanfaatkan secara komprehensif yakni Banyuwangi Digital Society (B-DiSo).
Pengamat ekonomi sekaligus pakar statistik ITS, Kresnayana Yahya mengatakan percepatan ekonomi Banyuwangi akan terjadi jika B-DiSo dimanfaatkan secara maksimal. Salah satunya memakai B-DiSo untuk mempromosikan potensi lokal secara global dengan membuat pelipatgandaan informasi promosi yang lengkap, akurat, baik dan benar. “Secara geografis Banyuwangi memang jauh tapi banyuwangi menjadi dekat bagi investor mupun turis asing dengan tersedianya informasi yang lengkap di internet,” kata Kresnayana Yahya, saat mengisi seminar digital society dan sosialisasi e-katalog di Aula Rempeg Jogopati (8/3).
Selain itu dengan konsep society yang memberikan fasilitas wi-fi gratis dan aman bagi masyarakat, B-DiSo menjadi sebuah investasi strategis dalam menumbuhkan entrepreneur muda. Karena dengan kemudahan akses informasi, masyarakat khususnya anak muda bisa dengan mudah mendapat ilmu dan mengasah kreatifitas tanpa perlu sekolah tinggi. “Contohnya anak SMK yang meretas situs SBY katanya hanya iseng mengutak-atik internet, sekarang malah direkrut sama Polri jadi ahli IT. Lihat saja 3-4 tahun kedepan digital society akan menuai anak-anak kreatif,” terang Kresnayana.
Secara khusus salah satu implementasi B-DiSo yakni e-goverment menurut Kresnayana akan membawa multi efek yang sangat baik secara ekonomis maupun peningkatan pelayanan kepada masyarakat. E-office membuat koordinasi lebih efisien karena paperless, proses pelayanan yang lebih mudah dan memberi ruang publikasi daerah lebih luas. “Namun perlu digaris bawahi, e-office menuntut kemampuan pengoperasian TIK yang memadai dan ini harus disiapkan dengan baik. Dan ini bisa bisa tercapai bila leader di daerah memiliki kesadaran tentang TIK,” ungkap Kresna.
Sementara itu Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan pemanfaatan e-office dalam B-diso diawali adanya kekurangan PNS karena adanya moratorium. TIK menjadi pilihan yang realistis karena mampu memberikan efisiensi kinerja birokrasi dan peningkatan pelayanan. Meski demikian Bupati menyadari tidak semua PNS mampu mengejar TIK. Namun dengan terus memberikan edukasi yang berkesinambungan masalah ini bisa mendapat solusi. “Penggunaan TIK tidak bisa dipaksakan. Kita juga menyewa tenaga lepas harian yang memang ahli di bidang IT,” ujar Bupati.
Semua aplikasi dalam B-DiSo baik e-office, e-health, e-education, smart zakat dan pemasangan wi-fi bagi masyarakat merupakan sebuah proses akselerasi di dunia yang semakin global. Karena perkembangan dan penggunaan teknologi tidak dapat dihindari namun bisa diarahkan. “Teknologi tidak bisa dihindari.. Namun kita berusaha memberikan pemilihan internet yang benar dengan wi-fi sehat, mudah dan terjangkau terutama bagi anak-anak muda. Pemanfaatan TIK ini juga sebagai ikhtiar ekspansi ekonomi,”tutur Bupati Anas.
Seminar Digital Society turut dihadiri Deputi Eksekutif PT Telkom Prasabri Pasti, Kabid Pengembangan Kominfo Joko Purnomo serta Kepala Dinas Kominfo se Jawa Timur. (Humas & Protokol)