Diklatpim IV Balai Pelatihan Kesehatan Semarang, Benchmark ke Banyuwangi

Senin, 1 April 2019


BANYUWANGI – Berbagai prestasi yang diraih Banyuwangi mengundang ketertarikan para peserta Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV, Balai Pelatihan Kesehatan Semarang,  Kementerian Kesehatan RI untuk menimba ilmu.

Sebanyak 40 peserta Diklatpim tersebut menjadikan Banyuwangi sebagai lokus observasi lapangannya. Mereka diterima langsung Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, di Aula Rempeg Jogopati, Senin(01/04/2019).

Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Semarang, Emmilya Rosa selaku pimpinan rombongan, menyatakan  kunjungan ini merupakan bagian  dari kurikulum Diklatpim Tingkat 4. “Sengaja kami pilihkan Banyuwangi karena daerah ini punya banyak prestasi dan inovasi yang bisa diadopsi,,” ujar Emmilya.

Ada tiga inovasi yang akan ingin dipelajari disini, yakni inovasi pelayanan publik di Mall Pelayanan Publik (MPP), Pelayanan di Rumah sakit umum daerah dan inovasi Smart Kampung. Proyek perubahan sehingga mereka bisa aplikasikan di tempat masing-maisng,

Selain hal di atas, lanjut Emmliya, yang mendorong datang ke Banyueangi keinginan bertemu langsung dengan Bupati Anas, salah tokoh yang mengisnpirasinya. “Dan kami benar-benar senang karena kedatangan kami diterima sendiri oleh Bupati Banyuwangi. Ini sangat luar biasa. Awalnya kami hanya berharap ketemu, tapi Bupati bersedia langsung menyambut kami. Ini benar-benar luar biasa kami sempat merinding juga,” tandasmya.

Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas, mengucapkan selamat datang dan menyampaikan terima kasih telah menjadikan Banyuwangi sebagai tempat lokusnya diklatpim IV.

Dikatakan Bupati Anas banyaknya daerah yang datang ke Banyuwangi, bukan berarti Banyuwangi lebih unggul. “Sebenarnya, Banyuwangi sendiri masih terus berbenah ditengah banyak keterbatasan yang kami miliki. Terimakasih Bapak-Bapak telah menjadikan Banyuwangi sebagai jujugan benchmarking, mudah-mudahan kedatangan bapak ke Banyuwangi ini bisa mendapatkan ilmu seperti yang diharapkan,” kata Anas.  

Bupati Anas pun sempat menceritakan bahwa Mal Pelayanan Publik merupakan salah satu solusi bagi kondisi geografis Banyuwangi yang luas. "Sebagai terluas di Jawa Timur, banyak kecamatan di Banyuwangi yang jauh dari pusat kota. Pendirian mal ini terilhami saat Kemenpan RB mengajak Banyuwangi mengunjungi ASAN Xidmat, institusi pelayanan publik terpadu di Azerbaijan yang ditetapkan sebagai terbaik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam United Nation Public Service Award (UNPSA)," terang Anas.

"Pulang dari sana, hanya dalam satu minggu kami segera mewujudkan dan langsung meresmikan mal pp ini tepatnya pada 6 Oktober 2017 lalu," imbuhnya. 

Banyuwangi juga memiliki program penguatan desa “Smart Kampung’. Program ini mendorong pelayanan desa berbasis teknologi informasi (TI). ”Dengan Smart Kampung, secara bertahap administrasi cukup diselesaikan di desa. Tentu ini butuh TI karena yang berjalan adalah datanya, bukan orangnya sehingga pengurusan dokumen lebih efektif dan efisien,” kata Anas.

Mendapat penjelasan akan hal itu, para peserta diklatpim mengaku semakin tertarik untuk mengetahui Banyuwangi lebih jauh. “Betul-betul Banyuwangi saya rasakan sangat inspiratif. Saya senang berkesempatan datang kemari. Bahkan saya penasaran bagaimana cara bupati membuka jalan bagi para aparatur sipil negara (ASN)-nya untuk bisa berinovasi atau membuat ide-ide baru,” pungkas Emmilya. (*)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :