Dukung Peningkatan Produktifitas Padi, PU Pengairan Teruskan Irigasi tersier
Selasa, 14 Mei 2013
BANYUWANGI – Guna terus mendukung sektor produksi pertanian, Dinas PU Pengairan kembali membangun irigasi tersier atau irigasi pedesaan di beberapa titik di kecamatan yang ada irigasinya. Di tahun 2013 ini, Dinas Pengairan akan meneruskan membangun 50 titik jaringan irigasi di beberapa kecamatan yang debit airnya dinilai kurang maksimal dalam pengalirannya. Untuk pembuatan irigasi tersier ini direncanakan panjang totalnya sekitar 50 ribu meter.
Sebelumnya di tahun 2012, sharing dengan pemerintah provinsi, pemkab telah membangun 500 titik irigasi tersier atau irigasi perdesaan, yang tersebar di 24 kecamatan dengan dana sekitar Rp 41 miliar. Diantaranya, irigasi di Kecamatan Tegaldlimo, Muncar, Siliragung, Kalibaru dan lainnya.
Menurut Kepala Dinas PU Pengairan, Ir Guntur Priambodo MSi, pembangunan irigasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian karena dengan adanya saluran irigasi tersier, air yang mengalir ke sawah lebih cepat sehingga sawah dapat panen tepat waktu. Selain itu, dampak yang telah diperoleh dari irigasi ini, kata Guntur, produktifitas padi di Banyuwangi meningkat 57,5 persen dari 5 ton menjadi 7 ton per hektar. Hal ini, jelas karena pengaruh retensi air (waktu tempuh air ke sawah, Red). Sebelum ada irigasi plengsengan, retensinya 10 meter / detik. “Sekarang , dengan adanya perbaikan irigasi ini, retensi air menjadi lebih cepat 0,5 – 0,7 meter / detik. Itu sangat menguntungkan petani,” jelas Guntur.
Dampak dari irigasi tersier lainnya, kata Guntur adalah area sawah di Kabupaten Banyuwangi menjadi lebih luas. Kenaikannya bisa mencapai 66 hektar secara keseluruhan. Karena selain irigasi, di tahun 2012, Dinas Pengairan, kata Guntur, juga telah membangun Bendung Sutrisno yang luas sebelumnya 200 hektar menjadi 400 hektar. “Kami berharap dengan langkah-langkah tersebut bisa meringankan kondisi pertanian kita,” ujar Guntur.
Setelah berbicara irigasi, kata Guntur, tentunya masyarakat akan bertanya kalau irigasi cukup,akhirnya debit air lebih bahkan meluap, bagaimana kiat pemerintah dalam mengatasinya. Untuk mengatasi masalah banjir, kata Guntur, pemerintah telah membuat antisipasi banjir. Diantaranya, normalisasi dam, misalnya galian C. Pembangunan embung-embung lapangan akan dilaksanakan secara massal di tahun 2014. Pemasangan patok-patok atau batasan-batasan yang ada di daerah sepadan sungai atau tanah stren. “Selain itu juga terus disosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya banjir yang diakibatkan mampetnya saluran air . Sehingga masyarakat memiliki kesadaran membersihkan galian di sekitar wilayahnya,” kata Guntur. (Humas dan Protokol)