Sidak, Banyak Ditemui Industri dan Pedagang Besar Pakai Elpiji 3 Kg

Rabu, 30 Mei 2012


BANYUWANGI -  Pemakai tabung gas elpiji 3 kilogram di Banyuwangi ternyata banyak yang belum tepat sasaran. Kalangan industri dan pedagang besar ikut menikmati bahan bakar gas yang disubsidi oleh pemerintah itu. Temuan ini didapat saat inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh tim gabungan Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan (Disperindagam), Satpol PP dan Sales Representative (SR) LPG PT. Pertamina Rayon VI Region V  Malang, Selasa (29/5).

Sidak yang dipimpin oleh Kepala Disperindagtam Hary Cahyo Purnomo itu menemukan terjadinya pelanggaran penggunaan gas elpiji 3 kilogram. Salah satunya di wilayah Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, tim sidak menemukan adanya peternakan ayam buras yang memakai gas elpiji tersebut sebagai pemanas ayam. Bahkan tabung gas elpiji yang dipakai perhari mencapai  20-32 tabung.

Dalam sidak juga ditemukan pedagang kaki lima beromzet besar yang menggunakan tabung gas elpiji bersubsidi hingga 15 tabung perhari. Padahal tabung gas elpiji 3 kg hanya boleh digunakan oleh keluarga sejahtera CI, yakni keluarga yang penghasilan perbulannya tidak lebih dari Rp 1,5 juta. Menurut Hardi, PKL boleh menggunakan elpiji 3 kg tapi dengan skala kecil seperti penjual bakso  keliling atau penjual gorengan. Karena itu tidak mengherankan jika di lapangan terjadi kelangkaan elpiji sebagaimana dikeluhkan oleh masyarakat. 

Untuk mengatasi hal ini, SR LPG PT. Pertamina Rayon VI Region V Malang, Herdi Surya Indrawan, menyatakan Pertamina mengambil langkah pengendalian penjualan. Artinya, Pertamina lebih memperketat kepada agen.  Saat ini Pertamina mengirimkan tabung gas elpiji 3 kg untuk Banyuwangi sebanyak 820 ribu tabung perbulan. Padahal sesuai data penduduk yang berhak menerima konversi, Banyuwangi hanya membutuhkan tabung gas subsidi sebanyak 780 ribu perbulan. “ Berarti masih ada kelebihan 40 ribu tabung yang beredar di masyarakat, dan masih terjadi kelangkaan, maka kami perlu melakukan pengendalian penjulan,” terangnya. Penggunaan elpiji bersubsidi yang tidak tepat sasaran, lanjut Heri, semakin diperkuat penurunan penjualan tabung gas 12 kg sebesar 30 persen. “ Ini karena banyak yang beralih dari 12 kg ke 3 kg,” katanya.

Sementara itu Kepala Disperindagtam Hary Cahyo Purnomo,menyatakan dengan temuan bersama tim tersebut, pihaknya  akan melakukan pengawasan yang berkelanjutan terhadap penggunaan elpiji bersubsidi. Dalam temuannya Hary dengan tegas meminta para pengguna elpigi bersubsidi untuk menggantinya dengan tabung gas 12 kg atau 50 kg. “ Kami akan melakukan sosialisasi yang berkelanjutan agar tabung gas 3 kg tidak digunakan oleh industri dan orang mampu,” terangnya. (Humas Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :