JICA Gelar Shared Learning Workshop Ekowisata Mangrove
Selasa, 29 Mei 2012
BANYUWANGI – Para pecinta konservasi mangrove wilayah Jawa dan Indonesia Timur berkumpul di Hall Hotel Ketapang Indah, Selasa (24/5).Kehadiran para pelindung ekowisata mangrove, dari Tarakan, Balikpapan, Lampung Timur, Denpasar , Surabya, Buleleng dan Baluran serta Balai Taman Nasional Alas Puwo, Baluran dan Sumber Asri ini guna membahas konservasi mangrove, yang diapresiasikan dalam shared learning workshop Pengembangan ekowisata dalam mendukung konservasi mangrove. Menariknya, acara yang dibuka Bupati Abdullah Azwar Anas, didampingi Kepala Balai Pengelola Hutan Mangrove (BPHM) Wilayah I (Denpasar), Ir Murdoko, Chief Advisor For Japan Indonesia Corporation Agency (JICA) Mr Takahisa Kusano, perwakilan dari perwakilan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Ir Budi E Fiyudin dan pejabat teras pemkab mengangkat ekowisata mangrove blok bedul, Desa Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo sebagai topic studi kasus workshop.
Dihadapan Bupati Banyuwangi Abdullah azwar Anas, panitia penyelenggara sekaligus Kepala (BPHM) Ir Murdoko, menyampaikan begitu pentingnya acara di atas. Karena, dalam acara tersebut panitia mendatangkan semua pelaku, pengelola ekowisata ekowisata mangrove yang ada di Indonesia untuk duduk bersama serta memahami ekowisata secara perspektif sehingga konservasi hutan bisa selalu terlindungi. “Yang terpenting lagi,dalam workshop bersama Japan Indonesia Corporation Agency (JICA,) salah satu agency yang bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam melindungi mangrove, peserta akan sharing dan bertukar pendapat dalam mengelola mangrove,” ujar Murdoko.
Sementara itu, Mr Takahisa Kusano, menyatakan Indonesia adalah negara yang paling banyak hutan mangrovenya, yakni sekitar 1.105,5 hektar. Dengan workshop ini, kata Kusano, diharapkan akan bisa saling bertukar pengalaman dengan melakukan pembelajaran bersama dalam pengelolaan konservasi mangrove. “Kalau sudah berhasil disini, kita jug akan gelar workshop seperti ini ditingkat ASEAN, sehingga negara-negara lain bisa belajar dari Indonesia,”ujar Kusano.
Sedangkan Bupati Anas sendiri dalam sambutannya, sangat mengpresiasi sekali terhadap apa yang JICA lakukan bersama pemerintah. Bupati juga berterima kasih atas kepedulian teman-teman pelaku pecinta ekowisata yang peduli terhadap mangrove. “Untuk mengelola hutan mangrove dan ekowisata memang susah. Untung ada JICA. Saya juga berharap ke depan semua berperan aktif, khususnya pemkab agar dilibatkan secara konkrit sehingga bisa bersama-sama dalam mengembangkan ekowisata,” tutur Bupati.
Sekadar diketahui, workshop diselenggarakan selama empat hari sampai hari Jum’at (27/5) besok. (Humas dan Protokol)