Kadisnak Banyuwangi Angkat Bicara Soal Kelangkaan & Mahalnya Harga Daging Sapi

Jumat, 30 November 2012


alt

BANYUWANGI – Langkanya stok daging sekaligus naiknya harga daging akhir – akhir ini, membuat Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Banyuwangi , Heru Santoso,  angkat bicara. Ditemui di kantornya kemarin, Heru menyatakan, memang saat ini kelangkaan daging dan mahalnya harga daging  tengah menjadi persoalan nasional yang harus segera disikapi. Usai  panen sorgum beberapa waktu lalu di Kecamatan Wongsorejo, Direktorat Jenderal (Ditjen)  Peternakan, Ir. Syukur Iwantoro, MBA, yang hadir di acara tersebut, secara khusus menemui Heru di kantornya untuk membahas permasalahan daging di Banyuwangi.

Menurut Heru, dalam waktu dekat Ditjen berencana  mengumpulkan semua produsen daging di Jawa Timur. Pertemuan yang akan dilakukan di Surabaya tersebut juga melibatkan seluruh Kepala Dinas Peternakan se- Jatim, para konsumen dan Asosiasi Peternak Sapi . “Tujuannya untuk mencari titik temu berapa harga daging yang layak untuk dilepas ke konsumen, dan bagaimana pandangan  konsumen terhadap permasalahan naiknya harga daging ini,” ujar Heru. Dengan begitu, tandas Heru, kedepan  peternak bisa menekan harga  ternak yang dijual pada jagal (tukang potong hewan). Heru optimis, jika titik temu  yang menguntungkan semua pihak telah didapatkan, maka tidak akan lagi terjadi kelangkaan daging, sehingga pemerintah tidak akan melakukan kebijakan  import daging.

Di Banyuwangi sendiri, terang Heru, saat   ini  stok daging  masih mencukupi. Namun karena stok daging di tempat lain, khususnya Jakarta, mulai terjadi kelangkaan yang otomatis menyebabkan mahalnya harga daging, perlahan- lahan  harga daging di beberapa daerah  ikut naik pula.  Di Jakarta, harga daging mencapai Rp 100 ribu/kilogram. “Di Banyuwangi, sejak 3 minggu yang lalu, harga daging yang berada di kisaran angka Rp.60 ribu – Rp. 65 ribu merangkak naik  menjadi Rp. 75 ribu. Bahkan ada yang menjual lebih dari itu,”tutur Heru. Problemnya, tambah Heru, harga daging tergantung mekanisme pasar.

Dan meski stok aman, ujar Heru lagi, di Banyuwangi terjadi pengurangan tingkat pemotongan sapi. Hal itu terlihat dari banyaknya sapi yang dipotong di 6 RPH (Rumah Pemotongan Hewan) yang tersebar di Kabupaten Banyuwangi. Di antaranya di Banyuwangi, Rogojampi, Sempu, Glenmore dan Kalibaru. Biasanya, kata Heru, per hari jumlah sapi yang dipotong sebanyak 30 ekor, sementara saat ini, dari hasil pantauan petugas Disnak yang ada di tiap-tiap kecamatan, ada pengurangan 15 ekor per hari. “Tapi kami memastikan  tidak ada masalah terkait stok daging di Banyuwangi. Apalagi  populasi sapi di Banyuwangi ada 144 ribu ekor dengan tingkat pertumbuhan 3 ribu ekor per bulannya,”pungkas Heru. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :