Kala Ratusan Perantau Banyuwangi "Berlebaran" Lebih Dulu

Minggu, 20 Maret 2022


Banyuwangi - Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri masih kurang satu setengah bulan, namun Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) sudah merayakannya terlebih dahulu pada pekan ini dengan mudik ke Banyuwangi. Tentu saja, bukan dengan menggelar salat id sebagaimana biasanya. Namun, suasana mudik dan silaturahmi para diaspora warga Blambangan di berbagai pelosok bumi itu tak ubahnya sedang merayakan Lebaran.

Perasaan demikian setidaknya yang dirasakan oleh Sudibyo. Warga Banyuwangi yang telah lama merantau di Jakarta itu merasakan acara yang dikemas dengan sepeda santai bertajuk ‘’Ikawangi Cycling Nusantara (ICN)’’ itu, selayaknya lebaran.

"Rasanya bahagia sekali, seperti saat mudik lebaran. Ketemu saudara, sesama perantauan dari berbagai daerah. Lalu bikin kegiatan bareng-bareng. Ini luar biasa," kata Sudibyo. 

Menurutnya, ini adalah momen yang tepat. Karena banyak yang telah beranak cucu jarang bisa pulang kampung saat Lebaran karena harus menerima kerabat di rumahnya. Dengan kegiatan ini, rasa rindu kampung masa kecil akhirnya terbalaskan.  

"Saking senangnya, sampe gemetar saya. Selain silaturahmi ke keluarga, kami bisa kumpul bareng saudara Ikawangi se-nusantara. Bertemu teman masa sekolah," timpal Sujiono yang datang dari Bekasi. 

Dia juga menceritakan bagaimana antusiasnya Ikawangi yang datang pada acara tersebut. Ada yang datang dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Yogyakarta, Malang, Kalimantan Utara, bahkan Amerika Serikat.

"Menariknya, bagi teman-teman yang lewat jalur darat, seperti sedang mudik lebaran. Mampir ke Ikawangi di setiap kota yang dilewati. Makan bareng, bahkan ada juga yang menyelenggarakan tontonan Gandrung segala," cerita perantau lainnya.

Nuansa lebaran dari kegiatan tersebut, juga dirasakan oleh Sulih Budi Santoso. Perantau asal Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, yang sudah 24 tahun menetap di Washington DC, Amerika Serikatx tersebut mengaku senang bisa berkumpul dengan teman-teman seperantauan. 

“Tidak pernah membayangkan sebelumnya. Ini surprise banget,” ujar Sulih saat disambut Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di pendopo kabupaten. Sulih sendiri mengaku sudah 4 tahun tidak mudik ke Banyuwangi. 

Ketua Umum Ikawangi, Bambang Sugiyono menuturkan, kegiatan tersebut memang dibuat untuk momen berkumpul dan membangun nostalgia di tanah kelahiran. Selama tiga hari, mereka berkumpul membuat kegiatan bersama. 

“Kami seperti mendapat karpet merah di daerah sendiri. Selain bisa bersilaturahim dengan keluarga, teman-teman saat di kampung dulu, kami juga senang bisa beraktivitas di kampung masa kecil kami dulu,” kata Bambang, yang sehari-hari tinggal di Jakarta.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memang sengaja mengemas acara yang masuk rangkaian Banyuwangi Festival tersebut sebagai tombo kangen. "Sudah dua tahun terakhir ini, banyak yang tidak bisa mudik saat lebaran karena pandemi Covid-19. Jadi, saya buat suasananya senyaman mungkin untuk tombo kangen," ujar Ipuk.

"Ini semua adalah undangan bagi bapak ibu sekalian untuk tetap ingat pada tanah kelahiran. Sejauh apapun berkelana, jangan lupakan kampung halaman dan terus berkontribusi positif sekecil apapun itu," pesan Ipuk. (*) 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :