Kelurahan Penataban Jadi Produsen Bunga Sedap malam

Jumat, 13 April 2012


BANYUWANGI – Ini adalah potensi Kecamatan Giri yang patut dibanggakan. Karena, tanpa banyak orang tahu salah satu wilayah Kecamatan Giri yakni Kelurahan Penataban menjadi produsen bunga sedap malam yang siap dikirim sesuai pesanan. Sayangnya pemasaran bunga hias tersebut belum maksimal, padahal bunga sedap malam Kelurahan Penataban ini memiliki aroma yang jauh lebih harum dari pada daerah lain.

Menurut Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Wangi Abadi, Hanipan (61) yang juga petani bunga sedap malam ini, petani di Penataban rata-rata mampu memproduksi bunga sedap malam sebanyak 400 batang per hari. “Sayangnya jumlah ini belum semuanya bisa diserap pasar. Hanya sebagian kecil saja yang bisa terjual, ” terang Hanipan.

Padahal imbuh Hanipan, kualitas keharuman bunga sedap malam yang berasal dari Kelurahan Penataban telah diakui oleh konsumen dari luar daerah. “ Pernah ada kenalan dari Malang yang saya berikan sepuluh batang bunga sedap malam mengaku kalau aroma bunga itu mampu mengharumkan seisi rumahnya selama satu minggu, sedangkan bunga sedap malam dari daerahnya sendiri tidak begitu,” urai Hanipan.

Bahkan, dalam kontes tanaman hias yang diikuti Hanipan di Malang, bunga sedap malam Penataban masuk kategori tanaman unik, karena aroma khasnya. Karena itu, untuk memberikan ciri khas bunga sedap malam Penataban, Hanipan serta petani bunga sedap malam lainnya sepakat untuk menamai bunga mereka dengan nama Sayu Atika, yang dari cerita sejarah merupakan nenek moyang warga Penataban. “ Kami berharap dengan nama ini bunga sedap malam Penataban bisa lebih dikenal dan dicari masyarakat,” harapnya.

Sementara itu menurut Heni Wahyudi, salah satu pemasar bunga sedap malam Penataban, penjualan Sayu Atika masih terkendala disebabkan kalah bersaing dengan bunga sedap malam dari daerah Bangil yang banyak beredar di Banyuwangi. Faktanya, sedap malam Penataban dijual RP 2500 per batang sedangkan sedap malam Bangil hanya Rp 1500 perbatangnya. “ Meskipun Sayu Atika lebih harum tapi konsumen mencari yang lebih murah,” ungkap Heni.

Sementara ini konsumen tetap Satika Ayu baru instansi pemerintah, itupun baru beberapa. “ Saya berharap ada niat baik dari Pemkab untuk memanfaatkan bunga kami sebagai penghias kantor-kantor. Mudah-mudahan kantor-kantor swasta juga akan mengikuti. Kalau masalah stok bunga , insyaallah kami sudah siap,” pinta Heni.  (Humas Protokol)

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :