Lion Air Siap Bangun Pabrik Truk di Banyuwangi

Rabu, 13 Juni 2012


Wongsorejo – Bukan isapan jempol bila Banyuwangi menjadi daerah tujuan investasi. Setelah Semen Bosowa, giliran Group Lion Air berminat membangun pabrik truk di Banyuwangi. Rencana itu disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas saat kunjungan kerja di Kecamatan Wongsorejo, Minggu (10/6).

Saat bertatap muka dengan warga di pabrik pengolahan jagung Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Bupati Anas menyampaikan kalau dirinya baru saja bertemu Direktur Utama (Dirut) Lion Air, Rusdi Kirana di Jakarta. Dalam pertemuan pada acara launching Batik Air yang merupakan milik Lion Air Group itu, Rusdi Kirana menyampaikan keinginannya untuk berinvestasi di Bumi Blambangan.

Di sela-sela acara tersebut, Lion Air juga meneken kontrak kerja sama dengan investor asal Eropa dan India. Kontrak kerja sama itu dalam rangka untuk investasi baru, berupa pembangunan pabrik bus dan truk.

Pihak Lion Air melalui Dirut Rusdi Kirana menyampaikan kepada Bupati Anas, bahwa pabrik truk itu akan dibangun di Banyuwangi. Sedangkan untuk pembangunan pabrik busnya akan dibangun di Purwokerto.

Realisasi pembangunan pabrik truk itu akan diwujudkan di Banyuwangi dengan beberapa catatan. Beberapa catatan yang disampaikan Rusdi Kirana adalah soal penyediaan tanah atau lahan yang cepat, mudah dan bisa diperoleh. “Kalau tanah yang dibutuhkan bisa diperoleh dengan cepat dan mudah, maka pabrik truk itu akan dibangun di Banyuwangi,” ungkap Bupati Anas.

Sebaliknya, lanjut Bupati Anas, kalau Lion Air cukup lama dan kesulitan mendapat lahan di Banyuwangi, maka lokasi pabriknya akan dipindahkan ke daerah lain. Rencana pembangunan pabrik truk itu investasinya bernilai sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 700 miliar. “Dengan investasi sebesar itu diperikirakan akan membuka lapangan kerja sekitar 5000 orang. Rncananya kita pusatkan di Kecamatan Wongsorejo, “ tegasnya.

Usai bertemu dengan Rusdi Kirana, Bupati Anas langsung mengagendakan pertemuan dengan tokoh masyarakat dan warga Kecamatan Wongsorejo. Sepulang dari Jakarta, Bupati Anas langsung mampir ke Wongsorejo. Pertemuan dengan Dirut Lion Air tersebut dilakukan di Jakarta, Jum’at malam. Setelah pertemuan, Bupati Anas langsung terbang ke Surabaya dan tiba di Wongsorejo sekitar pukul 03.30 Minggu pagi kemarin. Bupati Anas langsung menggelar sholat Subuh berjamaah di Masjid Agung Kecamatan Wongsorejo.

Siang harinya, Bupati Anas dan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) melanjutkan pertemuan dengan warga Wongsorejo. Dalam beberapa kali pertemuan dengan warga, Bupati Anas minta dukungan masyarakat Wongsorejo untuk merealisasikan kawasan industri.

Salah satu bentuk dukungan yang diharapkan Bupati Anas, masyarakat ikut terlibat secara langsung untuk menghalau datangnya para spekulan tanah. Jika spekulan tanah ikut bermain, maka investor yang akan datang itu tentu akan lari. “Karena itu, masyarakat kita harapkan ikut menghalau datangnya spekulan tanah yang akan merusak investasi,”katanya.

Investasi akan gagal dibawa ke Wongsorejo, kalau spekulan tanah ikut bermain dalam proses pembebasan lahan. Sebab kalau spekulan tanah ikut campur tangan, maka cost investasi akan lebih mahal. “Mereka akan lari dan mencari daerah yang lebih mudah dan cepat memperoleh lahan untuk investasi,”tegas Bupati Anas.

Karena itu, Bupati Anas minta semua warga Wongsorejo berperan dan terlibat aktif dalam mewujudkan percepatan kawasan industri  dan investasi, maka investor akan segera datang ke Banyuwangi,”katanya. Dicontohkan Bupati Anas harga lahan Hak Guna Usaha (HGU) di Karawang sekitar Rp 5000 hingga Rp 9000 per meter persegi. Jika harga lahan di Banyuwangi melebihi harga di Karawang, investor akan lari ke Karawang karena lokasinya lebih dekat dengan Jakarta. “Kalau masyarakat mendukung dan tidak ada konflik di masyarakat, maka semua investor akan datang ke Wongsorejo. Ini penting saya sampaikan karena menyangkut masa depan rakyat Banyuwangi,”tambahnya.

Dalam kunker tersebut, Bupati juga menyatakan apresiasinya yang tinggi kepada warga Wongsorejo atas keamanan pengusaha yang ada di Desa Bajulmati. Ini disebabkan pabrik penggilingan jagung yang ada di Bajulmati dibangun tanpa pagar namun tidak ada satupun peralatan pabrik yang hilang. "Saya sangat  bangga dengan warga sini yang berhasil membuat pengusaha nyaman berinvestasi. Ini luar biasa dan menandakan kalau masyarakat Bajulmati baik," ujar Bupati Anas dengan bangga. (HUMAS PROTOKOL)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :