Masuki Hari Keempat Workshop , Peserta BEC Makin Antusias
Kamis, 22 September 2011
LICIN – Antusiasme peserta Banyuwangi Ethno Carnival ( BEC ) dalam mengikuti workshop meski telah memasuki hari keempat tampaknya justru semakin meningkat. Hal itu terlihat dari begitu semangatnya mereka membuat kostum yang pada hari sebelumnya telah mereka desain sendiri. Hari ini, Kamis (22/9), adalah giliran peserta dengan tema kedua yaitu Kundharan yang mendapatkan pelatihan. Jika pada tema pertama (Damarwulan) peserta banyak bermain warna hitam, emas, biru dan merah untuk warna kostum mereka, kali ini Kundharan terfokus pada warna merah muda, hijau, oranye dan emas. Nantinya tema Gandrung pun akan punya warna tersendiri yaitu kuning, hitam, emas dan merah.Pernak-pernik yang mereka gunakan juga bermacam-macam, bahkan dari tas plastik berwarna putih pun bisa disulap menjadi sayap yang indah.
Semua peserta tampak sibuk dengan kostumnya. Ada yang menggunting dan memilin kain, menjahit, merekatkan hiasan-hiasan dengan lem, memasang potongan-potongan kain dan hiasan pada manequin (patung badan), sampai mematut-matut diri dengan pakaian yang hampir jadi.
Beberapa peserta menyampaikan keantusiasannya mengikuti workshop ini. Contohnya Nova, siswa kelas 3 SMA 1 Muncar, yang dalam workshop kali ini bersama 4 orang kawannya dari sekolah yang sama. “Hari ini kami langsung membuat kostumnya setelah kemarin seharian penuh membuat desainnya. Seru sih, dari nggak tahu apa-apa, sampai tahu caranya bikin kostum karnaval yang njelimet,” ujar Nova sambil diiyakan kawan-kawannya. Peserta lain, Dina dan Lucky dari SMA Wongsorejo, bersama 6 orang kawan satu sekolahnya menyatakan jika di awal kedatangan mereka ke workshop ini mereka sempat shock, karena tidak menyangka akan ditugasi membuat desain hingga finishingnya. “Awal – awal sulit sekali. Kami sama sekali nggak menyangka akan ditugasi seperti ini. Apalagi kami sama sekali tidak ada basic menjahit atau tata busana, berbeda dengan teman-teman yang beberapa memang berasal dari sekolah yang mempelajari tata busana. Tapi sekarang kami keasyikan, penasaran pengen tahu bagaimana hasil akhir dari kostum yang kami buat ini, “ujar Dina, yang dikenal paling suka bertanya dalam workshop ini. Lain lagi dengan Pak Eko, guru seni rupa SMA Gambiran yang khusus mendampingi 5 orang siswinya. Beliau tampak bersemangat membantu meronce potongan tas plastik warna putih hingga berubah menjadi sayap.”Saya melihat murid saya bersemangat jadi ikut bersemangat juga,”ujarnya.
Pukul 8 malam nanti, dimana jadwal workshop untuk tema Kundharan ditutup, semua peserta diharapkan mampu menyelesaikan pembuatan kostum mereka. Namun jika belum selesai juga, mereka diberi kesempatan untuk menyelesaikannya di rumah selama 4 hari. Nantinya pada saat sesi peragaan kostum pada gelombang kedua, seluruh peserta harus membawa kostum masing-masing yang sudah jadi. Para peserta workshop juga akan dibawa lebih jauh mengenal tentang koreografi, cara me-make up diri sendiri sekaligus memperagakan kostum masing-masing pada tanggal 27 - 28 September mendatang.(HUMAS DAN PROTOKOL)