Menakertrans Tatap Muka dengan Para Mantan TKW
Rabu, 27 Maret 2013
BANYUWANGI – Kunjungan Menakertrans Muhaimin Iskandar di Banyuwangi pada Selasa (27/3) berlanjut ke Pondok Pesantren Baitussalam, Dusun Simbar, Desa Tampo Kecamatan Cluring. Pada kunjungan ini Menakertrans Muhaimin bertatap muka dengan masyarakat dan ratusan mantan tenaga kerja wanita (TKW), serta aktivis garda Buruh Migran Indonesia (BMI) Banyuwangi. Pada kunjungan tersebut Menakertrans didampingi oleh Bupati Abdullah Azwar Anas dan serta Ketua DPC PKB Banyuwangi Joni Subagyo.
Dalam tatap muka tersebut Menakertrans Muhaimin menyampaikan para calon TKW harus memiliki persiapan yang matang sebelum memutuskan untuk bekerja diluar negeri. Hal ini untuk menghindari munculnya permasalahan ketika telah berada di tempat tujuan bekerja. “Tidak kita pungkiri banyak TKW yang sukses tapi juga tidak sedikit yang terbelit masalah di negara penempatan,” kata Menakertrans.
Saat ini menurut Muhaimin TKW yang tersandung masalah hukum paling banyak yang bekerja di negara timur tengah. Sebab banyak TKW yang masih minim pengetahuannya ketika berangkat. “Pada dasarnya negara menginginkan seluruh rakyatnya bekerja di dalam negeri. Bagi pekerja di luar negeri, negara menyiapkan Rp. 200 milyar sebagai dana perlindungan tenaga kerja. Kami siap menangani dan memulangkan setiap tenaga kerja yang menghadapi kendala maupun kasus hukum,” ungkap Menakertrans.
Untuk menghindari permasalahan, paling tidak Menakertrans menyebutkan tiga hal yang harus disiapkan oleh calon TKW sebelum keberangkatan. Pertama harus mengerti bahasa negara tujuan, kedua harus siap dan mengerti dengan hak dan kewajibannya. “Salah satunya sebelum menandatangi kontrak ya dibaca dulu. Dan ketiga harus mengerti hukum yang berlaku di negara penempatan. Intinya jangan berangkat sebelum siap,” terang Muhaimin. Pada kesempatan tersebut Menakertrans sempat menyampikan apresiasinya kepada Garda BMI yang telah konsisten memperjuang hak-hak buruh migran.
Selain itu Menakertrans juga menyampaikan kebanggaannya bagi para mantan TKW yang telah bekerja keras demi keluarganya. Menakertrans berharap mantan TKW tersebut dapat mengembangkan ekonomi kreatif sebagai salah satu sumber penghasilan keluarga setelah kembali ke daerah asal. Untuk itu Menakertran berjanji akan memberi bantuan alat-alat pelatihan ketrampilan bagi mantan TKW yang bisa dikembangkan di Banyuwangi. “Kami akan mengutamakan dan memberikan perhatian penuh untuk Banyuwangi. Apa saja ketrampilan untuk menghasilkan ekonomi kreatif di Banyuwangi akan kami bantu, apa itu bordir, menjahit atau membatik,” janji Menakertrans.
Pada kunjungan tersebut, Menakertrans Muhaimin dan Bupati Anas juga berkesempatan meninjau pembangunan gedung pelatihan dan masjid di Ponpes Baitussalam yang biaya pembangunannya berasal dari sumbangan para TKW Banyuwangi asal Taiwan. (Humas & Protokol)