Meski Ada Pasar Ramadhan, Kendaraan Tetap Bisa Lewat
Selasa, 24 Juli 2012
BANYUWANGI – Tiap kali bulan puasa datang, pasar kaget Ramadhan di Pasar Banyuwangi tidak pernah ketinggalan. Biasanya para pedagang di pasar kaget tahunan itu akan memenuhi areal jalan Susuit Tubun hingga menutup jalan. Namun untuk tahun ini, hal itu tidak akan terjadi lagi. Sebab meski pasar kaget Ramadhan beroperasi, pengguna kendaraan tetap bisa melewati jalan yang berada persis di depan Pasar Banyuwangi itu.
Dijelaskan Kepala Satpol PP, Choirul Ustadi (24/7), para pedagang pasar Ramadhan nantinya hanya boleh berjualan di separuh badan jalan, sehingga kendaraan bermotor masih bisa melewati separuh badan jalan lainnya. Tujuannya, agar lalu lintas tetap lancar. “Ini merupakan perintah Bupati yang meneruskan hasil kesepakatan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda). Kami juga sudah merapatkannya dengan paguyuban pedagang pasar ,” kata Ustadi.
Selain di sepanjang Jalan Susuit Tubun, pasar Ramadhan juga akan berada di separuh Jalan Diponegoro, mulai depan Inggrisan sampai depan kantor pos. ”Mulai tadi malam kami memasang pembatas jalan di pasar agar pedagang tahu sampai mana mereka bisa menggelar dagangan,” terang Ustadi.
Pembatasan areal pasar ramadhan disadari oleh Ustadi bisa mengurangi jumlah pedagang dari tahun sebelumnya. Namun menurut Ustadi, hal ini telah diantsipasi oleh Bupati Anas dengan mengeluarkan kebijakan pelarangan pedagang ramadhan yang berasal dari luar Banyuwangi. "Bupati tegas melarang pedagang yang berasal dari daerah luar Banyuwangi berjualan di pasar ramadhan,' ungkapnya.
Para pedagang, lanjut Ustadi, akan mulai berjualan pada 1 Agustus mendatang. Mereka boleh berjualan sampai malam Idul Fitri. “Pada pagi Idul Fitri jalan sudah harus bersih dari para pedagang,” tegas Ustadi. Untuk penataan pedagang, menurutnya diserahkan sepenuhnya pada pihak paguyuban.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar anyuwangi, H. Muhammad Sunoto Bahtiar, mengungkapkan kalau tidak ada masalah dengan ketentuan Pemkab tersebut. Meskipun areal berjualan jadi terbatas, namun menurutnya para pedagang bisa memaklumi hal tersebut.
Pada tahun lalu, menurut Sunoto jumlah pedagang pasar kaget Ramadhan mencapai 400 pedagang. Dengan pembatasan areal berjualan, jumlah pedagang diprediksikan akan berkurang. “Tapi tidak masalah, kami sangat berterima kasih masih boleh berjualan, kalau masalah tempat nanti bisa diatur,” kata Sunoto.
Paguyuban, lanjut Sunoto, akan mulai mengukur lokasi pada tanggal 30 Juli, dan esoknya tanggal 31 Juli mulai memasang lapak-lapak. Ia menambahkan, Jalan Susuit Tubun akan digunakan oleh pedagang makanan sedangkan Jalan Diponegoro dipakai oleh pedagang pakaian (konveksi). (Humas Protokol)