Petani Tegalharjo Panen Raya Padi Goma

Selasa, 15 Mei 2012


Banyuwangi – Berkat menggunakan bibit Padi Goma dan sistem tanam jajar legowo, petani Tegalharjo, Kecamatan Glenmore akhirnya bisa panen raya kembali. Padahal sebelumnya mereka sempat gagal panen akibat serangan hama wereng batang coklat dan jeleknya bibit padi. Bahkan, panen raya kali ini hasilnya mencapai 8 hingga 9 ton per hektarnya untuk jenis Padi Goma (padi daerah kering, red).

Menurut Ketua Kelompok Tani Mu’tiulloh, kelebihan Padi Goma termasuk jenis padi gogo yang dapat ditanam dilahan kering dan daerah pesisir. Padi Goma juga dapat tahan dari serangan hama. Sementara untuk mekanisme tanam, Padi Goma menggunakan sistem tanam jajar legowo. Maksudnya, setiap menanam padi, petani memberi jarak ke samping 20 cm dan ke belakang 40 cm. “Dengan sistem ini bisa mengurangi populasi hama, karena jarak tersebut bisa mengatur sirkulasi udara di sekitar tanaman padi,” kata petani ini.

Kelebihan lainnya, usia panen lebih cepat dibanding panen padi biasa, kalau padi biasa bisa mencapai 110 hari, sementara Padi Goma hanya 90 hari. Juga bisa ditanam di daerah dataran tinggi yang memiliki kadar air rendah dan cuaca ekstrim. “Dengan menggunakan sistem ini, areal sawah yang ada di Tegalharjo seluas 2,5 hektar bisa menghasilkan 9 ton dalam satu kali panen. Harapan kami pemerintah bisa menyediakan bibit Padi Goma bersubsidi sehingga masyarakat bisa membeli dengan harga lebih murah,” celoteh Mu’tiulloh.  

Acara panen raya dalam rangka mendukung program Peningkatan Produksi beras nasional (P2BN) Dengan target 10 juta ton pada Tahun 2014, pada Selasa (15/5) dihadiri Wakil Bupati Yusuf Widiatmoko didampingi pejabat pemkab, para petani dan penyuluh pertanian dari Forum Komunikasi Tenaga Harian Lepas – Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (FK THL – TBPP) Kecamatan Glenmore.

Dalam kesempatan tersebut Wabup Yusuf Widiatmoko, mengatakan pada tahun 2010 lalu Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu pemasok pangan di provinsi Jawa Timur . Dengan produksi padi sebesar 833,913 ton dari luas lahan panen 122.751 hektar, dengan produksifitas 67,94 kwintal/hektar.  Sementara pada tahun 2011 produksi padi sempat menurun menjadi 761,317 ton dengan luas lahan 116.728 hektar dengan produktivitas sebesar 65,22 kwintal perhektar. Penurunan tersebut terjadi akibat oleh serangan hama dan anomali iklim yang terjadi sehingga menghambat proses fotosintesis, sekaligus meningkatnya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). “Karenanya pada tahun 2012 ini kita perlu melakukan strategi yang signifikan dengan merubah sistem tanam dengan menggunakan bibit unggul yang tahan terhadap serangan hama dan cuaca, “ harap Wabup.

Dalam acara di atas,  petani juga menerima bantuan berupa 3 unit traktor, 1 unit jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT), dan 1 unit Granulator sebagai pengolah pupuk organik dari pemkab. (Humas & Protokol)   

  

 

 



Berita Terkait

Bagikan Artikel :