Panen Raya Tembakau, Bupati Puji Petani Wongsorejo
Selasa, 26 Juni 2012
WONGSOREJO – “Saya termotivasi untuk melihat langsung ke lokasi panen raya seluas 150 Ha ini, lantaran di daerah ini tidak tersedia cukup air, namun petani tembakau Desa Sidowangi bisa menghasilkan tembakau yang bagus.Ini bukti bahwa petani Desa Sidowangi kreatif dan tidak menyerah pada keadaan alam,” puji Bupati Abdullah Azwar Anas ketika menghadiri panen raya tembakau kasturi yang digelar di Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo, Sabtu siang, (23/6). Meski cuaca cukup panas dan angin berhembus dengan kencang, tidak menyurutkan niat Bupati yang saat itu datang bersama Ketua Ormas DPP-PDIB (Dewan Pengurus Pusat-Pemuda Demokrat Indonesia Bersatu), Hary Susanto, Wakil Bupati Karawang, Dr. Cellica Nurrachadiana, anggota Forum Pimpinan Daerah dan pejabat komponen Pemkab Banyuwangi.
Bupati juga membeberkan, sejak masuknya PT Sampoerna Group ke daerah ini untuk membina para petani tembakau, kini para petani mampu survive dengan cara-cara baru yang diajarkan PT Sampoerna.Sebelumnya Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Banyuwangi juga telah intens membina petani tembakau ini. Pembinaan tersebut semakin disempurnakan setelah menjalin kemitraan dengan PT Sampoerna Group. Omzet petani tembakau juga semakin meningkat dengan teknologi baru yang dipelajari. “Petani tembakau disini mengeluarkan biaya produksi Rp 10 – Rp 12 juta. Jika dilihat dari investasi rakyat yang dihasilkan hingga mencapai Rp 12 Miliar setiap musim tembakau, maka itu berarti penghasilan rakyat per 3 bulan sekali bisa menembus angka Rp 35 – Rp 40 juta,”bebernya. Cost produksi kegiatan tembakau itu,tutur Bupati, menyedot cukup banyak lapangan kerja. Dan hasil yang didapat cukup besar. "Dalam enam bulan devisa yang dihasilkan mencapai Rp 40 miliar lebih," ungkap Bupati.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga meminta dukungan masyarakat Wongsorejo atas rencana pembebasan sebagian lahan warga untuk dijadikan kawasan industri.”Kami terus memikirkan cara – cara agar orang Wongsorejo tidak miskin terus dengan membangun kawasan industri seluas 600 Ha,” ujar Bupati sambil menceritakan kondisi di daerah Karawang yang perekonomiannya semakin maju karena di dalamnya tumbuh 700 industri. “Harapannya, nanti yang laki-laki bertani tembakau, yang perempuan mengolah tembakau tersebut di pabrik. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi Banyuwangi terus bergerak,” ucap Bupati.
Usai memberikan sambutan, Bupati membuka forum dialog dengan warga yang notabene berprofesi sebagai petani tembakau. Seorang petani, Hamidi, dari Kelompok Tani Tirto Mulyo, menyampaikan curahan hatinya atas kurangnya sumur bor di kawasan tersebut. Selama ini mereka mengandalkan hujan untuk mengairi sawahnya. Ada pula Pujiani, yang mengungkapkan bahwa mereka kesulitan modal, dan berharap ada kontribusi dari pemerintah kepada koperasi setempat untuk memberikan pinjaman lunak. Pujiani juga berharap agar diberi bantuan mesin pengering tembakau, untuk mengantisipasi tembakau yang berjamur akibat cuaca yang tidak menentu. Muhammad Hamzin adalah petani berikutnya yang berharap pemkab memperbaiki jalan menuju akses perkebunan yang rusak. Hamzin juga meminta kepada Pemkab agar petani dimediasi dengan pihak perbankan.
Menanggapi keluh kesah para petani, Bupati mengatakan pihaknya akan memperhatikan apa-apa yang menjadi kebutuhan mereka. Termasuk bagaimana mengupayakan perbaikan jalan, pembangunan sumur bor, dan memediasi petani dengan Bank Jatim.
Dalam pertemuan ini, Bupati juga mempersilahkan pihak PT Sampoerna Group untuk memberikan testimoni terkait progress dari tanaman tembakau warga Desa Sidowangi. Dalam testimoninya, pihak PT Sampoerna mengatakan, sejak tahun 2010 telah membina petani tembakau ini. Dimulai dari hanya 100 Ha, kini sudah hampir mencapai 150 Ha. “Kami membina petani mulai dari pembibitan, panen hingga pemasarannya. Dan mereka diajari tentang teknologinya dan juga diberikan paket-paket bantuan,”jelasnya. Mengenai kualitas tembakaunya, pihak PT Sampoerna mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi.
Acara diakhiri dengan pemberian bantuan bagi para kelompok tani, berupa hand tractor, cultivator, power sprayer dan benih padi. Perlu diketahui, Wongsorejo memiliki 9 kelompok tani yang khusus menangani tembakau. Setelah itu acara dilanjutkan dengan panen raya yang ditandai dengan pemotongan daun-daun tembakau, dan meninjau satu truk komoditas tembakau yang akan dikirim ke daerah Temanggung, Jawa Tengah.(Humas & Protokol)