Pemprov Jatim Nilai Banyuwangi Kabupaten Tercepat & Tertinggi Serap KUR

Kamis, 20 September 2012


BANYUWANGI – Banyuwangi dinilai Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai kabupaten yang tercepat dan tertinggi dalam penyerapan KUR (Kredit Usaha Rakyat) –nya di tahun 2012. Hal itu terungkap dalam kunjungan Kelompok Kerja (Pokja) KUR dari Biro Administrasi Perekonomian Prov Jatim  ke kota di ujung timur yang dipimpin oleh Bupati Abdullah Azwar Anas  ini, Kamis (20/9).

 Menurut Kepala Sub Bagian (Kasubag) UMKM Biro Administrasi Perekonomian Provinsi , Aries Agung P., selaku pimpinan rombongan , Gubernur Jatim memerintahkan langsung pada tim untuk mencari tahu  bagaimana Banyuwangi bisa mengalami peningkatan dalam penyaluran KUR-nya. Padahal 34 kabupaten lainnya mengalami penurunan, dan 1 kabupaten lainnya (Pacitan) dinilai lambat dalam penyerapan KUR tersebut. “Gubernur Jatim ingin agar kami datang ke Banyuwangi dan Pacitan untuk mempelajari penyebab percepatan dan kelambatan atas penyerapan KUR tersebut. Gubernur ingin agar  penyerapan KUR di kabupaten lainnya harus berjalan seperti di Banyuwangi,” jelas Aries yang khusus ingin mengetahui MoU (Memorandum of Understanding) antara pengusaha kecil dengan perbankan bagaimana dan penyalurannya seperti apa.

Ke depan, ujar Aries, penyerapan KUR di Jatim terus dipacu. Jika target nasional untuk KUR pada 2011 mencapai Rp 20 triliun, maka tahun 2012 ini ditargetkan sebesar Rp 30 triliun. Sementara untuk target provinsi, jika 2011 ditargetkan Rp 3,4 triliun, maka tahun 2012 targetnya mencapai Rp 5,3 triliun. Untuk mencapai target yang cukup tinggi tersebut, lanjut Arief, diharapkan semua kabupaten di Jatim bisa meningkatkan penyerapan KUR-nya. “Gubernur Jatim menjanjikan, jika pada akhir 2012 Jatim meraih peringkat I sebagai provinsi yang bisa mencapai target tersebut atau melampauinya, maka kabupaten yang penyerapannya KUR-nya tertinggi akan diberi penghargaan, termasuk  pula dengan pemerintah daerah  dan perbankannya,” jelas Aries.

 Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh perbankan itu, Aries juga mendengarkan paparan dari Asisten Pembangunan dan Kesra Suhartoyo dan Kabag Perekonomian tentang capaian program KUR di Bnayuwangi. Selain itu Aries pun sharing dengan pihak perbankan mengenai beberapa hal penyebab keberhasilan Banyuwangi  terkait KUR sebagai support pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Satu persatu pihak perbankan penyalur KUR, diantaranya Bank Jatim, Bank Mandiri, Bank BRI dan Bank BNI menyampaikan metode yang mereka gunakan untuk menggulirkan program yang mendukung program pemerintah tersebut. Salah satunya Bank Mandiri,  yang mewajibkan calon nasabah harus memiliki jaminan. Sebab, menurutnya, jaminan itu perlu ada untuk membentuk mental calon nasabah KUR, agar bertanggungjawab terhadap dana pinjamannya.  Namun, untuk memudahkan calon nasabah, Bank Mandiri tidak mewajibkan jaminan dalam bentuk BPKB  (Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor) atau sertifikat rumah. Dengan surat nikah atau ijazah juga bisa.

Acara yang juga  dihadiri   beberapa dinas terkait ini diakhiri dengan  meninjau beberapa  UMKM yang telah berhasil mendapatkan KUR. Diantaranya Warung makan  Sigit Slamet di Jalan Ahmad Yani (KUR Bank Mandiri), dan Bengkel las karbit milik Silvanus Hidayat di Jalan Kepiting (KUR BRI). Selain itu juga counter HP  milik Nur Hasanah di Jalan Seliding, Kelurahan Sobo (KUR BNI) dan warung makan Makning yang berlokasi di sebelah Bank Jatim ( KUR Bank Jatim).(Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :