Penyalahgunaan Di Lapang, Sebabkan Kelangkaan Elpiji 3 Kg
Kamis, 5 Juli 2012
BANYUWANGI – Dua bulan terakhir ini, masyarakat Banyuwangi merasakan adanya kelangkaan elpiji ukuran 3 Kg. Padahal elpiji bersubsidi tersebut sudah dipasok Pertamina melebihi estimasi kebutuhan warga Kota Gandrung ini.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Kabupaten Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo, yang berhak menggunakan elpiji 3 Kg itu adalah masyarakat sejahtera golongan C1. Yakni mereka yang berpenghasilan maksimal Rp 1,5 juta per bulan.
Di Banyuwangi sendiri, yang tergolong sebagai Kepala Keluarga (KK) sejahtera C1 ada 40 ribu orang. Untuk jumlah sebanyak itu, telah disediakan 80 ribu tabung elpiji 3 Kg per hari. Artinya, berdasarkan estimasi kasar, tiap-tiap KK menghabiskan 2 tabung elpiji 3 Kg setiap harinya. Pertamina juga menambah lagi dari pasokan tersebut sebanyak 2 ribu tabung per hari. Sehingga total keseluruhan mencapai 82 ribu tabung per hari. “Kalau dihitung sesuai estimasi kasarnya, yang berarti per hari masyarakat menghabiskan 86 tabung, harusnya dengan jumlah pasokan yang telah ditambah itu mustahil jika terjadi kelangkaan,”ujar Hary.
Adanya kelangkaan tersebut, membuat Disperindagtam turun ke lapang untuk melakukan pemantauan. Temuan yang didapati, jelas Hary, penyebab kelangkaan itu adalah akibat dari pendistribusian yang tidak tepat sasaran. “Elpiji 3 Kg ini faktanya banyak digunakan oleh rumah makan dan industri. Sebut saja peternakan yang harusnya menggunakan tabung elpiji ukuran 12 Kg, malahan menggunakan elpiji 3 Kg per hari. Dan jumlahnya tidak main-main. Yaitu sekitar 30 tabung elpiji 3 Kg per hari,”tandas Hary. Hal yang sama pula dilakukan oleh rumah makan yang per harinya menghabiskan sampai 15 tabung elpiji 3 Kg.
Untuk itu Hary mengimbau pada para pengusaha dan masyarakat yang tidak tergolong dalam masyarakat sejahtera C1 untuk beralih menggunakan tabung elpiji 12 Kg. “Kelangkaan tidak akan terjadi tanpa adanya penyalahgunaan,”pungkasnya. (Humas & Protokol)