Peserta Fam Trip 2012 Akhiri Challenging Time-nya Di Hutan Mangrove Blok Bedul

Jumat, 21 Desember 2012


altPURWOHARJO – Challenging time   Familiarization Trip (Fam Trip) 2012, tanggal 14 – 16 Desember, telah memasuki babak akhir. Peserta Fam Trip yang terdiri dari para awak media dan travel agents tersebut mengakhiri rangkaian tripnya dengan mengunjungi hutan mangrove (bakau, Red) blok Bedul di Kecamatan Purwoharjo.

Keluar dari G-Land, rombongan menempuh perjalanan menyusuri hutan di kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP)  hingga tiba di Bedul. Penjelajahan terhadap potensi alam Bedul yang kaya, terpaksa ditunda sebentar, lantaran rombongan diajak mengisi perut terlebih dahulu. Bukan main. Menu yang tersaji di depan mata membuat peserta Fam Trip menelan ludah. Bagaimana tidak, melakukan perjalanan berjam-jam dalam kondisi cuaca yang panas, tiba-tiba disuguhi dengan es kelapa muda dan hasil alam khas Purwoharjo, yakni jeruk dan buah naga, ditambah kacang dan jagung rebus. Tak berhenti disitu, masing-masing peserta serta merta langsung antri melihat menu makan siang yang lezat. Ikan bakar untuk masing-masing orang, plus tumis kerang, sambal terong dan kemangi  serta urap. Semua tampak bersemangat makan. Dari sana – sini terdengar celetukan masing-masing peserta yang mengatakan ini adalah menu makan siang terlezat selama perjalanan Fam Trip 2012.

Belum selesai acara makan, hujan datang dengan derasnya. Sehingga peserta terpaksa berlindung di pos Bedul milik TNAP. Disitu peserta memanfaatkan waktu untuk bertanya sepuasnya pada Suyatno, Kepala Desa Sumber Asri, Kecamatan Purwoharjo yang selama ini berhasil memberdayakan masyarakatnya untuk mengelola kawasan tersebut bersama-sama dengan TNAP. Berkat kerja keras Suyatno, kawasan mangrove ini terpilih untuk mendapatkan penghargaan dari Provinsi Jawa Timur  sebagai  pemenang Anugerah Wisata Nusantara (AWN) tahun 2011. Bahkan juga mengundang ketertarikan  Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk  mengadakan penelitian tentang mangrove di wilayah ini dan memberikan pelatihan pemberdayaan masyarakat bagi kaum mudanya.

Menurut Suyatno, kawasan yang dikelola  bersama antara TNAP dengan pemerintahan desa Sumber Asri ini, memiliki beragam wisata alam yang bisa dikunjungi. “Banyak tempat yang kami ‘jual’ disini, diantaranya wisata massal dimana pengunjung bisa mengendarai perahu di laut selatan sepanjang 800 meter,  berkunjung ke lokasi penangkaran penyu di Ngagelan, berwisata di Pantai Grajagan, menyusuri segara anakan yang tepiannya dipenuhi mangrove  dan  menyusuri  ‘ Kerei’  yang merupakan lokasi nelayan bermalam di kawasan hutan mangrove yang suasananya mirip lokasi rawa-rawa di Vietnam. Selain itu pengunjung juga bisa memilih paket Cungur, dimana mereka bisa menyaksikan burung migran berwarna putih yang  memenuhi areal tersebut.

Hatta Khaidar, salah satu peserta Fam Trip dari Merpati Archipelago Flight Magazine (majalah milik maskapai penerbangan  Merpati Nusantara Airlines ) menyatakan angkat jempol atas upaya Bupati Banyuwangi dan birokrasinya dalam memajukan sektor pariwisata Banyuwangi. “I’m so happy dan tercerahkan dengan mengikuti Fam Trip ini. Harapannya, Fam Trip mendatang harus lebih bisa menonjolkan identitas Banyuwangi. Saya rasa kegiatan ini welldone, dan kekurangan hanya pada detailnya,”kata Hatta, yang selama ikut Fam Trip dari hari pertama mengaku  terkesan dengan kerja keras para penambang belerang yang menjadi hero bagi keluarganya, serta tertarik dengan upaya seorang Setiyawan Subekti yang mengemas  budaya suku Using dengan gigih dan tulus lewat Sanggar Genjah Arum yang dibangunnya. (Humas & Protokol)



Berita Terkait

Bagikan Artikel :