Ribuan Masyarakat Tumplek Blek Saksikan Festival Kuwung 2012
Sabtu, 22 Desember 2012
BANYUWANGI – Luar biasa, sambutan masyarakat Banyuwangi atas Festival Kuwung yang berlangsung siang ini, Sabtu (22/12). Mulai pukul 10. 00 WIB sepanjang jalan protokol yang akan dilalui para defile Festival Kuwung sudah dipasang pagar pembatas. Pagar yang dipasang dari rute depan Kantor Pemda Jalan A Yani – hingga Susuit Tubun dan finish di Gesibu Blambangan. Sementara ribuan masyarakat mulai menyemut mendekati pagar,meskipun pawai baru dimulai pukul 13.00 WIB
Festival Kuwung kali ini memang beda dari festival sebelumnya, selain ada duta seni dari kabupaten sahabat, para defile lokal dikemas apik disesuaikan dengan keunggulan wilayah masing-masing. Salah satunya penampilan adat budaya Kebo-keboan dan Upacara Kemanten Using yang tampil apik dalam Kuwung kali ini. “Ini adalah festival paling tua di Banyuwangi, namun tahun ini kita buat beda dengan perbaikan management penampilannya, “ kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar saat memberangkatkan Festival Kuwung 2012.
Diawali dengan penampilan ritual adat Seblang Olehsari yang diperagakan oleh para gadis muda yang menggambarkan tonggak sejarah Gandrung.Di saat ritual Seblang Olehsari ini dibawakan, beberapa kuntum bunga dibagikan kepada undangan, dan undangan diminta mendonasikan dana seikhlasnya untuk disumbangkan pada anak-anak yatim. Hasilnya, terkumpul dana sebesar Rp. 3.882.000 dan mata uang dollar Australia senilai 100 dollar.
Dibelakangnya ada ratusan barisan Gandrung. Penampilan gandrung merah ini, tampak menghipnotis penonton, mereka terlihat tak berkedip memandang maskot Bumi Blambangan ini. “Bagus banget gandrungnya, jadi teringat Festival Gandrung Sewu,” celetuk salah seorang penonton.
Selain Gandrung dan Seblang, yang tak kalah menariknya Fragmen Sejarah “Mendung Langit Kedawung” yang menceriterakan legenda kerajaan Macan Putih dengan Rajanya yang bernama Prabu Tawangalun. Juga penampilan para duta seni kabupaten tetangga, salah satunya Kotamadya Probolinggo yang tampil dengan lakon Kipas Bayu Angga. “Yang berarti Kota Probolinggo Kota Angin penghasil Anggur dan Mangga,”Kata Walikota Probolinggo, yang ikut dalam Festival Kuwung. Sementara itu, kota lain yang juga turut memeriahkan acara ini adalah Kota Pasuruan dan Kota Denpasar, Bali. Kota Pasuruan menerjunkan 32 personelnya membawakan fragmen tari berjudul 'Mracang' yang menceritakan kerja keras seorang istri membantu suaminya yang bekerja sebagai tukang kayu, dengan cara berjualan pracangan. Kota Denpasar juga tampil apik dengan menampilkan ritual 'Ngrebong' atau berkumpul bersama para warga desa.
Di barisan terakhir ada the best performance BEC 2011 dan 2012 yang juga turut menyemarakkan Festival Kuwung 2012. Meski hanya 1,5 jam, Festival Kuwung kali ini sangat memuaskan penonton, hal itu terlihat meski barisan terakhir melintas mereka tak beranjak dari tempatnya seolah masih menantikan penampilan berikutnya.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas, turut larut dalam lautan manusia yang menyaksikan Festival Kuwung 2012. Ketika barisan terakhir defile Festival Kuwung tampil, Bupati Anas yang diikuti Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko, Sekkab Slamet Kariyono, Walikota Jakarta Utara, Walikota Probolinggo, Ketua IKAWANGI Jakarta, dan seluruh SKPD di jajaran Pemkab Banyuwangi, membaur ke tengah barisan dan ikut berjalan sampai ke finish.
Selama berjalan Bupati Anas tak henti-hentinya menyapa masyarakat yang masih setia menonton Festival Kuwung. Melihat Bupati Anas yang begitu besar perhatiannya kepada masyarakat, sontak respon balik masyarakat tampak langsung. Mereka tampak ingin mengabadikan moment bersejarah dengan foto memfoto bersama Bupati Anas dan jajarannya. (Humas dan Protokol)